Aqua Jadi Pelopor Unit Bisnis Daur Ulang & Pemanfaatan Pet Pertama Di Ri

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Penerapan ekonomi sirkular kian vital di masa kini. Bukan tanpa alasan, perihal ini dikarenakan tingginya tingkat pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan.

Menurut Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Medrilzam, manusia saat ini sudah hidup dalam era nan melampaui pemisah (the overshoot era). Adapun ekonomi sirkular adalah prinsip ekonomi nan bermaksud meminimalkan penggunaan SDA (sumber daya alam).

"Gampangnya, suatu produk kudu didesain mempunyai daya guna selama mungkin, dan mengembalikan sisa proses produksi dan konsumsi ke dalam rantai nilai. Konsep ini lebih dari sekadar pengelolaan sampah, tapi menekankan pada efisiensi sumber daya, dan kita kudu memandang keseluruhan rantai nilai," terang Medrilzam dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya berfokus pada daur ulang sampah, konsep ekonomi sirkular juga turut berkedudukan dalam memperpanjang siklus hidup dari suatu produk, bahan baku, dan sumber daya nan ada sehingga bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu nan lama. Konsep ini pun melibatkan beragam pihak sehingga menciptakan keberlangsungan ekonomi nan sirkular. Sayangnya, belum banyak produsen nan menerapkan sistem ini.

Salah satu produsen nan sudah menerapkan dan menjadi pelopor ekonomi sirkular adalah AQUA, perusahaan AMDK (air minum dalam kemasan) nan selama puluhan tahun sukses menguasai pasar. AQUA diketahui telah menerapkan keberlangsungan ekonomi sirkular dari hulu ke hilir secara berkepanjangan hingga sekarang.

Sustainable Development Director AQUA, Karyanto Wibowo menyampaikan sejumlah inisiasi AQUA dalam mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk menanggulangi sampah plastik demi keberlangsungan ekonomi sirkular. Secara konsisten AQUA berfokus pada 3 poin utama yaitu, pengembangan prasarana pengumpulan sampah plastik, edukasi konsumen dan penemuan atas bungkusan nan digunakan, termasuk bungkusan galon guna ulang.

"Saat ini, 70% upaya AQUA merupakan produksi air minum dengan bungkusan galon guna ulang nan praktiknya telah sepenuhnya sirkular," jelas Karyanto.

Bahkan, sudah lebih dari 10 tahun AQUA menghilangkan tutup plastik cerah pelapis tutup botol lantaran dianggap tidak krusial dan susah didaur ulang. Meski begitu, air minumnya tetap terjaga keamanannya dan justru semakin optimal lantaran tidak menambah timbulan sampah.

Beranggapan sama, Peneliti Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Bisuk Abraham Sisungkunon juga mengungkap salah satu hambatan mandeknya proses ekonomi sirkular lantaran beragam industri menggunakan jenis plastik berbeda nan minim nilai ekonomis.

"Mungkin kita sama-sama mengerti bahwa sampah plastik dapat didaur ulang, namun butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses pengumpulan dan penyortiran. Ini lantaran industri menggunakan plastik nan berbeda saat membikin bungkusan sehingga pengepul perlu memisahkan bungkusan sekali pakai, label, dan juga tutupnya," terang Bisuk.

Salah satu langkah konkret AQUA menjadi pelopor ekonomi sirkular dibuktikan melalui komitmennya untuk terus menggunakan bungkusan galon guna ulang sebagai bagian dari upaya untuk tidak menambah sampah bungkusan plastik.

Dukung Ekonomi Sirkular melalui Pengembangan Teknologi

Inovasi teknologi juga berkedudukan krusial bagi perkembangan ekonomi sirkular di Indonesia. Dalam perihal ini, nan menjadi konsentrasi utama adalah pengembangan teknologi daur ulang dan pengolahan limbah.

Teknologi seperti pemilahan otomatis, proses daur ulang nan efisien, dan penggunaan daya terbarukan dapat membantu meningkatkan efektivitas ekonomi sirkular.

AQUA juga memperkenalkan program Inclusive Recycling Indonesia (IRI) dengan #BijakBerplastik. IRI merupakan program nan diinisiasi oleh Danone Ecosystem, Danone- AQUA, Veolia Services Indonesia, dan Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII). Gerakan #BijakBerplastik melalui IRI bermaksud untuk menciptakan siklus hidup kedua dari botol plastik jejak jenis PET.

Sementara itu, Veolia Services Indonesia bekerja dalam mengolah dan memproduksi biji palet plastik yang
selanjutnya diolah kembali menjadi bungkusan botol plastik. Kontribusi Mitra Pengumpulan ini menyentuh nomor hingga 31,19% sepanjang tahun 2022 dari total 6,3 ton botol PET nan dikumpulkan dari seluruh Indonesia.

Ini merupakan pabrik daur ulang botol plastik Polyethylene Terephthalate (PET) terbesar dan termutakhir di Indonesia. Di mana bangunannya sendiri berdiri di atas lahan seluas 22.000 m2 dengan luas gedung 7.000 m2.

Pabrik nan sudah beraksi sejak bulan Maret 2019 tersebut mempunyai kapabilitas daur ulang 25.000 ton per tahun hingga recycled PET (rPET) telah memenuhi standar keamanan pangan serta sertifikasi halal.

Kemitraan nan dibangun AQUA berbareng Veolia Services Indonesia ini bakal dapat meningkatkan volume plastik PET daur ulang alias rPET nan digunakan di seluruh bungkusan botol AQUA hingga tiga kali lipat dibandingkan pemakaian saat ini.

Kini, seluruh bungkusan botol plastik AQUA mengandung material daur ulang hingga 25%. Pada tahun 2019 lalu, AQUA meluncurkan AQUA Life, ialah botol air minum pertama di Indonesia nan terbuat dari 100% plastik PET daur ulang.

Dengan beragam langkah konkret mengurangi sampah plastik melalui penerapan ekonomi sirkular, tak heran andaikan AQUA menerima beragam apresiasi dari pemerintah daerah.

Selain bank sampah, AQUA juga 6 kali berturut-berturut mendapatkan Anugerah Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (Proper) kategori Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada PT Tirta Investama, pabrik Mambal (AQUA Mambal), NTB pada tahun 2023 lalu.

Selain kategori Emas nan diterima pabrik AQUA Mambal, 12 pabrik lainnya ialah AQUA Mekarsari, Babakanpari, Klaten, Airmadidi, Cianjur, Ciherang, Citeureup, Pandaan, Solok, Subang, Wonosobo, dan Tanggamus juga menerima hidayah Proper Hijau nan diserahkan Menteri LHK.

Pada tahun lalu, sebanyak 5 pabrik ialah AQUA Mambal, Klaten, Subang, Cianjur, dan Ciherang sempat menjadi kandidat Emas dan menjalani proses penilaian ketat dari Dewan Proper, sebelum akhirnya AQUA Mambal nan lolos menerima Proper Emas untuk keenam kalinya.

(akn/ega)

Selengkapnya