ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI, Budisatrio Djiwandono, menyampaikan apresiasi atas capaian positif keahlian investasi nasional di kuartal pertama tahun 2025, nan mencatatkan realisasi sebesar Rp 465,2 triliun alias 24,4% dari sasaran tahunan sebesar Rp1.905,6 triliun.
Capaian ini meningkat 16% secara tahunan (YoY) dan memberikan akibat nyata terhadap penyerapan tenaga kerja sebanyak 594.104 orang.
“Data ini menunjukkan bahwa di tengah ketidakpastian global, Indonesia tetap menjadi tujuan investasi nan menjanjikan dan bisa menjaga tren pertumbuhan ekonominya. Kami di Fraksi Gerindra memberikan apresiasi atas kerja keras pemerintah dan bumi upaya dalam menjaga momentum ini,” ujar Budisatrio dalam keterangan resminya di Jakarta, dikutip Selasa (29/4/2025).
Selain itu, Budisatrio juga menyoroti rebound positif pasar modal Indonesia, dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dari 12% sampai hari ini dari titik terendah sebelumnya pasca eskalasi perang jual beli Amerika Serikat. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pemulihan pasar modal terbaik di bumi saat ini.
Meski demikian, Budisatrio menekankan pentingnya masyarakat agar dapat mengakses info dan info nan akurat, objektif, dan menyeluruh, sehingga dapat menilai keadaan perekonomian nasional secara komprehensif dan berbasis fakta.
Hindari Pembentukan Opini Tidak Objektif
Ia membujuk seluruh pelaku pasar, bumi usaha, dan masyarakat untuk menghindari pembentukan opini nan didasarkan pada info parsial dan tidak objektif.
"Fraksi Gerindra membujuk agar kita semua tetap percaya terhadap esensial perekonomian nasional nan on the right track, apalagi di tengah ketidakpastian global. Situasi ini justru dapat menjadi momentum strategis nan perlu dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia. Kami menilai kepemimpinan Presiden Prabowo, mempunyai komitmen kuat untuk terus mendorong reformasi struktural dan meningkatkan kemudahan berinvestasi, melalui langkah-langkah seperti deregulasi, penyederhanaan birokrasi, serta penguatan industri nasional," tegasnya.
Budisatrio menegaskan bahwa langkah reformasi dan penguatan industri kudu terus diakselerasi agar pertumbuhan ekonomi semakin berkelanjutan. Ia pun menekankanpentingnya menjaga optimisme kolektif di tengah ketidakpastian perekonomian global.
"Optimisme kudu terus kita jaga, dengan tetap waspada dan bekerja keras. Ekonomi Indonesia memerlukan kepercayaan kolektif dari seluruh rakyatnya untuk terus tumbuh dan berkembang," ujar Budisatrio menutup keterangannya.