ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pasar saham mempunyai peran krusial dalam perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia.
Aktivitas pasa saham di Indonesia, nan dikelola Bursa Efek Indonesia alias BEI rupanya mencerminkan langkah pandang penanammodal terhadap kondisi perekonomian domestik.
"Peran pasar modal one of the most important, dalam mengukur barometer kepercayaan. Pasar modal kita menceminkan tingkat kepercayaan," kata Ketua Komisi XI DPR Muhammad Misbakhun dalam aktivitas Capital Market Forum 2025, di Gedung BEI, Jakarta (21/3/2025).
Otoritas Jasa Keuanan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI) apalagi mengambil langkah-langkah serius saat anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI pada 18 Maret 2025.
Saat itu, IHSG ambruk hingga 7% ke level 6.084. BEI pun sempat menghentikan perdagangan sementara alias trading halt saat IHSG ambruk lebih dari 5% jelang sesi I berakhir.
Misbakhun mengatakan, selepas jatuhnya IHSG itu, Komisi XI menggelar rapat berbareng dengan BI dan OJK agar pasar saham tanah air bisa kembali kondusif.
"Beberapa hari terakhir, dua hari ini di Komisi XI ada rapat nan mendalam dengan LPS dan BI apalagi baru semalam selesai dengan BI," kata Misbakhun.
Dalam rapat tersebut, Misbakhun mengatakan, para pemangku kepentingan memandang situasi berubah setelah Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat periode kedua. Trump memberikan ketidakpastian baru nan luar biasa.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, juga telah memastikan, pihaknya terus berupaya menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan dan berintegritas.
Salah satu upaya baru nan telah dilakukan OJK untuk menjaga kondisi pasar modal tetap stabil ialah dengan menetapkan kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Maret 2025.
Seperti diketahui, kebijakan ini diumumkan oleh OJK setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam beberapa waktu lalu. Bahkan perdagangan saham sempat mengalami trading halt selama 30 halt setelah ambles lebih dari 5%.
Selain itu lanjutnya, pada 3 Maret 2025 OJK berbareng Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengeluarkan ketentuan penundaan shortsell. Langkah ini dilakukan OJK untuk mengurangi tingkat volatilitas di pasar.
"Ke depan kami terus berupaya untuk menjaga pasar modal stabil transparan dan integritas, khususnya untuk lokal, ritel dan institusi," ucapnya.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: OJK: Transaksi Bursa Naik & Didominasi Investor Ritel Domestik
Next Article IHSG Dibuka Ambles, Turun ke Level 7.335