ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Antrean panjang mengular di luar Makuhari Messe Convention Center, Tokyo, pada Sabtu (26/4). Antrean tersebut terjadi saat para fans Nintendo berkesempatan untuk mencoba perangkat game terbaru, Switch 2, menjelang perilisannya.
Namun, di kembali antrean tersebut, kekhawatiran muncul mengenai kemungkinan lonjakan nilai akibat tarif impor nan dikenakan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sejak masa pemerintahan Trump, tarif impor telah meningkat tajam, mencakup produk-produk elektronik dari beragam negara mitra dagang, termasuk China.
Hidenori Tanaka, seorang tenaga kerja perusahaan real estate berumur 55 tahun nan datang di aktivitas tersebut, mengungkapkan kegelisahannya.
"Sejak Trump menjadi presiden, tarif impor naik, dan saya cemas nilai konsol game bakal ikut melonjak, bukan hanya untuk perangkat utama, tapi juga untuk aksesorisnya," katanya, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).
Tarif nan diberlakukan sejak beberapa tahun lampau menyebabkan kekhawatiran di kalangan konsumen global, terutama di sektor teknologi nan sangat berjuntai pada rantai pasokan internasional.
Meski nilai nan lebih tinggi menjadi potensi tantangan, ada indikasi permintaan nan sangat tinggi untuk Switch 2, penerus dari Nintendo Switch nan telah terjual lebih dari 150 juta unit sejak 2017.
Perusahaan asal Kyoto tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah menerima 2,2 juta aplikasi melalui undian untuk mendapatkan Switch 2 di Jepang, meskipun tidak dapat memenuhi semua permintaan tersebut.
"Jujur, saya tidak berpikir bakal mendapatkan kesempatan. Semua orang di media sosial mengatakan mereka gagal, jadi saya pikir saya juga bakal gagal," kata Hyuma Hashiguchi, seorang nan beruntung memenangkan undian dan menjadi salah satu nan pertama membeli Switch 2.
Nintendo juga mengadakan aktivitas serupa di beragam kota besar dunia, seperti New York, Berlin, dan Hong Kong, memperlihatkan antusiasme nan tinggi dari para fans game di seluruh dunia.
Switch 2 bakal dibanderol dengan nilai 49.980 yen (sekitar Rp 5,8 juta) untuk jenis bahasa Jepang.
Di Amerika Serikat, meskipun ada kekhawatiran mengenai tarif, Nintendo akhirnya memutuskan untuk mempertahankan nilai awal pada US$449,99.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Gak Cuma Biaya, Ini Penghambat Adopsi AI-Big Data di Fintech
Next Article Nintendo Switch 2 Meluncur 5 Juni, Segini Harganya