ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia, mengapresiasi tindakan TNI Angkatan Laut, khususnya Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Tanjung Balai Karimun, atas keberhasilan menggagalkan penyelundupan narkotika berskala besar di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Diketahui, dalam operasi nan digelar pada Selasa, 13 Mei 2025, TNI AL menangkap kapal ikan asing berbendera Thailand nan mengangkut narkotika jenis kokain dan sabu dengan total berat mencapai 1,9 ton nan terdiri dari 1.200 kg kokain dan 705 kg sabu. Menurut Farah, nilai perkiraan peralatan haram tersebut diperkirakan mencapai Rp 7 triliun.
"Keberhasilan ini bukan hanya prestasi operasional, tetapi simbol bahwa pertahanan maritim kita tetap siaga melindungi bangsa dari ancaman lintas negara. Ini adalah kemenangan moral bagi seluruh rakyat Indonesia di tengah ancaman narkotika nan mengintai generasi penerus bangsa,” kata Farah dalam keterangan diterima, Sabtu (17/5/2025).
Farah menegaskan, kiprah TNI AL dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut tidak boleh dipandang sebelah mata. Sebab, area perairan Indonesia merupakan jalur pelayaran strategis bumi nan seringkali dimanfaatkan oleh jaringan kejahatan transnasional, termasuk perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, dan aktivitas terlarangan lainnya.
“Ini menjadi pengingat bahwa laut kita sangat rawan dieksploitasi oleh kepentingan gelap," wanti dia.
"Dengan segala keterbatasan alutsista dan anggaran nan tetap jauh dari ideal, TNI AL tetap menunjukkan kapabilitas dan loyalitas luar biasa. Ini bukti nyata bahwa semangat dan profesionalisme prajurit tak tergantikan,” imbuhnya bangga.
Kerugian Sosial dan Ekonomi
Farah juga menyoroti kerugian sosial dan ekonomi nan ditimbulkan oleh peredaran narkoba di Indonesia. Berdasarkan info BNN dan LIPI, peredaran gelap narkotika merugikan negara hingga Rp 84,7 triliun setiap tahun—meliputi biaya kesehatan, penegakan hukum, produktivitas nan hilang, serta akibat sosial seperti kehancuran family dan meningkatnya nomor kriminalitas.
“Bayangkan, satu operasi seperti ini setara dengan menyelamatkan puluhan ribu anak muda dari kehancuran hidup dan menyelamatkan triliunan rupiah potensi ekonomi bangsa. Ini bukan sekadar penangkapan; ini adalah upaya nyata menyelamatkan masa depan Indonesia,” tegasnya.
Farah menekankan, investasi dalam sektor pertahanan laut tidak bisa ditunda lagi. Modernisasi armada, peningkatan kesejahteraan prajurit, hingga penguatan sistem intelijen laut adalah kebutuhan mendesak untuk menghadapi dinamika ancaman maritim nan semakin kompleks.
“Investasi di sektor pertahanan laut bukan sekadar shopping militer. Ini adalah langkah strategis untuk melindungi kedaulatan, stabilitas kawasan, dan masa depan bangsa dari ancaman nan datang tanpa suara. Laut adalah gerbang negara, dan kita kudu menjaga pintunya dengan kekuatan penuh,” tegas dia.
Farah pun membujuk seluruh komponen bangsa, pemerintah pusat dan daerah, abdi negara penegak hukum, tokoh masyarakat, hingga bumi pendidikan untuk berasosiasi dalam perang melawan narkoba. Selain itu krusial juga untuk bekerja-sama antarlembaga seperti TNI, Polri, BNN, dan Ditjen Bea Cukai dalam pengamanan wilayah laut Indonesia dari beragam corak kejahatan lintas batas.
“Perang melawan narkoba adalah perang untuk melindungi martabat bangsa. Tidak boleh ada celah, tidak boleh ada kompromi,” dia menandasi.
Sementara itu, dalam kasus penangkapan penyelundupan narkotika, para pelaku nan terdiri dari lima awak kapal, terdiri dari satu penduduk negara Thailand dan empat penduduk negara Myanmar sekarang telah diamankan untuk proses norma lebih lanjut.