ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Selasa, 25 Maret 2025 - 11:10 WIB
Jakarta, detikai.com - Ketua DPR RI, Puan Maharani menyoroti tindakan sadis nan dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua. Seorang pembimbing meninggal bumi imbas tindakan teror KKB.
Puan menyebut tindakan KKB telah mencederai rasa kemanusiaan.
“Dukacita mendalam saya sampaikan atas berpulangnya pembimbing di Papua akibat penyerangan di Kabupaten Yahukimo, Papua. Penyerangan terhadap penduduk sipil ini merupakan tindakan nan mencederai rasa kemanusiaan,” kata Puan dalam keterangannya, dikutip pada Selasa, 25 Maret 2025.
Seperti diketahui, KKB Papua melakukan penyerangan terhadap pembimbing dan tenaga kesehatan alias nakes di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua, Jumat, 21 Maret 2025. Insiden itu menyebabkan pembimbing sekolah dasar setempat berjulukan Rosalia Rerek Sogen (29) meninggal dunia.
Akibat penyerangan KKB, 7 orang pembimbing dan nakes dilaporkan mengalami luka berat dan ringan. Dalam kejadian itu, KKB sempat membakar rumah dan sekolah di Distrik Anggruk.
Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Mehrtens disandera KKB Papua.
Menurut Puan, kelakuan KKB sebagai pelanggaran terhadap kewenangan asasi manusia serta menghalang pembangunan di Papua.
"Ini adalah tindakan nan tidak manusiawi dan menghalang upaya pembangunan di Papua. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan nan kudu dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan," ujar politikus PDIP itu.
Kemudian, dia minta pemerintah berbareng TNI/Polri agar meningkatkan keamanan di wilayah bentrok Papua. Sebab, KKB sudah berulang kali melakukan aksinya.
Ia berambisi agar penyerangan serupa tak kembali terulang.
"DPR mendesak pemerintah dan abdi negara keamanan untuk meningkatkan pengamanan di wilayah rawan bentrok seperti Yahukimo,” jelas Puan.
Terkait penyerangan di Distrik Anggruk Kabupaten Yahukimo, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas teror terhadap pembimbing dan tenaga kesehatan di Distrik Anggruk.
Adapun menyangkut info korban tewas nan berbeda, Puan minta pemerintah bisa memberikan info perincian secara akurat. Sebab, ada nan menyatakan korban tewas hanya satu guru. Namun, ada juga nan menyebut 6 alias 7 pembimbing dan tenaga kesehatan menjadi korban tewas.
“Kita meminta pemerintah memberikan kejelasan lebih rinci mengenai korban jiwa. Harus ada penjelasan nan lebih akurat,” tutur Ketua DPP PDIP itu.
Lebih lanjut, Puan juga mendorong ada perlindungan bagi pembimbing dan nakes di wilayah bentrok jadi perhatian serius.
"Negara kudu memastikan pengamanan di wilayah rawan bentrok telah optimal, termasuk di letak strategis seperti sekolah dan puskesmas," ujarnya.
Halaman Selanjutnya
"Ini adalah tindakan nan tidak manusiawi dan menghalang upaya pembangunan di Papua. Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan nan kudu dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan," ujar politikus PDIP itu.