ARTICLE AD BOX
Jakarta -
AirNav Indonesia memproyeksikan pergerakan lampau lintas pikulan udara saat periode mudik lebaran 2025 mengalami peningkatan sebesar 4% dibandingkan dengan pergerakan lampau lintas pikulan udara saat periode mudik lebaran 2024 lalu.
Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro mengatakan pada 21 Maret 2025 pergerakan lampau lintas pikulan udara sudah sekitar 1.000 pergerakan. Puncaknya diprediksi bakal terjadi pada 28 Maret.
"Nah kemarin tanggal 21 Maret juga sudah mulai 1.000. Biasanya di puncak itu bisa sampai 1.200, 1.300 pergerakan lampau lintas pikulan udara pada 28 Maret," katanya di Loko Cafe Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (25/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setio menambahkan dari hasil memonitor langsung di 46 airport mulai 18 Maret sampai 15 April sejumlah maskapai penerbangan telah mengusulkan penerbangan tambahan alias extra flight.
"Dari info sudah ada 970 penambahan penerbangan extra di Jakarta, Medan nyaris 400 penerbangan tambahan, Surabaya 500 penerbangan tambahan, Bandara Ahmad Yani nyaris 150 penerbangan tambahan dan Bali 304 penerbangan tambahan. Artinya memang secara umum penerbangan extra memang tetap cukup tinggi," katanya.
Untuk mengantisipasi kewenangan tersebut, Setio mengatakan, AirNav Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan regulator Kementerian Perhubungan, dan organisasi penerbangan diantaranya Otoritas Bandar, Maskapai, Operator Bandara, BMKG dan lembaga mengenai lainnya untuk memastikan kelancaran pada periode pikulan lebaran 2025. AirNav Indonesia juga melaksanakan Posko selama 24 jam di 60 letak di instansi bagian AirNav nan tersebar di seluruh Indonesia.
"Langkah ini bermaksud memastikan keselamatan, efisiensi operasional, dan penemuan jasa navigasi udara selama musim mudik" katanya.
Lebih lanjut, Setio mengatakan untuk menjamin keamanan, keteraturan dan keselamatan pikulan udara dalam periode mudik lebaran tahun 2025. AirNav Indonesia memberlakukan jam operasional hingga 24 jam di sejumlah bagian AirNav mengikuti operasional bandar udara.
"Jadi selaras dengan kita memperpanjang jam operasional. Nah, di jam operasional itu biasanya kita nagih advance extent lantaran di luar jam operasional. Nah, unik pada periode pikulan lebaran, Airnav membebaskan biaya alias tarif advance extent. Jadi andaikan ada pesawat alias ada airlines nan mau terbang di luar jam operasi nan dulunya kita tagih itu kita bebaskan biaya," katanya.
Untuk keselamatan operasional jasa navigasi penerbangan, AirNav telah menyiapkan prosedur mitigasi dari kemungkinan-kemungkinan gangguan keselamatan penerbangan antara lain erupsi gunung berapi, cuaca buruk, rumor keamanan dan pelepasan balon udara liar pada momen syawalan, bird strike, disrupsi pada operasional airport alias pada operasional maskapai.
(fdl/fdl)