ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Indeks saham ditutup menguat pada Senin setelah mencatat kerugian pada pekan sebelumnya. Selain itu, nilai minyak juga terpantau mengalami penurunan sebesar US$ 1 per barel.
Para penanammodal merasa lebih optimis menyusul laporan bahwa Iran berupaya mengakhiri ketegangan dengan Israel. Iran sebelumnya diserang oleh Israel nan dipicu oleh persoalan nuklir.
Dikutip dari Reuters, Selasa (17/6/2025), Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,75%, S&P 500 menguat 0,94%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,52%.
Sementara itu, indeks dunia MSCI juga naik sebesar 1,09% di pembukaan pasar AS dan tetap memperkuat kuat sepanjang hari hingga ditutup naik 0,88%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya di hari nan sama, indeks Eropa STOXX 600 terdorong oleh penguatan saham sektor perjalanan. Saham-saham di area Teluk juga menunjukkan pemulihan. Saham unggulan China turut naik setelah info menunjukkan peningkatan penjualan ritel dan output industri nan sesuai dengan ekspektasi pasar.
Sebelumnya, nilai minyak turun setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Iran berupaya meredam konfliknya dengan Israel. Konflik kedua negara sempat memicu kekhawatiran dan memicu lonjakan nilai minyak, serta berakibat juga pada keahlian pasar secara keseluruhan.
Sumber Reuters menyebut bahwa Iran telah meminta sekutu-sekutu regionalnya agar mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, untuk mempengaruhi Israel agar bersedia menyetujui gencatan senjata.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik tetap terasa, terutama lantaran mulai muncul perbedaan pandangan di antara para pemimpin Group of Seven (G7) nan tengah menggelar pertemuan di Kanada.
Para pejabat memberikan pernyataan nan saling bertentangan mengenai apakah Trump bakal menandatangani rancangan pernyataan berbareng nan menyerukan penurunan eskalasi bentrok antara Iran dan Israel.
"Kalau soal eskalasi sampai ke titik AS turun tangan langsung alias terjadi perang besar-besaran di mana semua pemisah tidak lagi dihargai, saya rasa itu tidak bakal terjadi," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York.
"Ini tampaknya hanya situasi sementara, jadi saya kira pasar bereaksi positif lantaran itu," lanjutnya. Setelah sesi perdagangan nan berat pada Jumat, nilai minyak Brent ditutup di nomor US$ 73,23 per barel, turun US$ 1 alias sekitar 1,35%.
(ily/kil)