ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Tak pernah mudah untuk memulai. Ada keraguan, ketakutan bakal gagal, hingga rasa tak percaya semuanya kerap bercampur jadi satu saat buahpikiran baru muncul di kepala.
Tapi, satu langkah pertama bisa membuka jalan panjang. Bagi para peserta program 'Genera-Z Berbakti', keberanian untuk melangkah bukan hanya soal mengeksekusi ide, tapi juga memandang peluang, mengambil momentum, dan berkomitmen memberi akibat nyata bagi Indonesia.
Genera-Z Berbakti merupakan program dengan konsep call for proposal untuk golongan mahasiswa nan mempunyai antusiasme terhadap pengabdian kepada masyarakat di letak desa bimbingan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Empat tim dengan proposal terbaik bakal mendapatkan pendanaan serta pembinaan untuk penyelenggaraan program dari Bakti BCA. Pada Genera-Z Berbakti jenis kali ini, empat desa nan menjadi tujuan adalah Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jatim), Dayun (Riau), Pulau Derawan (Kaltim), dan Teluk Kiluan (Lampung).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memulai memang berat, tapi menjalaninya bersama-sama bisa membikin segalanya lebih ringan. Dalam Genera-Z Berbakti, tim mahasiswa dari delapan kampus nan menjadi finalis telah membuktikannya. Mereka sudah berjumpa dan berjuang berbareng dengan rekan seperjalanan: teman-teman satu visi nan punya semangat sama.
Sejak awal, kerjasama menjadi kunci keberhasilan para finalis, mulai dari penyusunan proposal hingga persiapan penyelenggaraan program di lapangan. Mereka saling berdiskusi, berganti ide, membagi tugas, dan menghadapi beragam dinamika secara langsung sebagai satu tim. Salah satu contohnya datang dari tim UNSRAT, nan apalagi telah melakukan observasi langsung ke Desa Derawan sejak tahap penyusunan proposal.
Salah satu personil tim UNSRAT, Dafa mengatakan pihaknya mengawasi beragam aspek lingkungan, seperti sampah dan abrasi, nan sudah kami teliti sejak 2-4 minggu lalu.
"Sementara untuk pendalaman materi di bagian pariwisata, kami fokuskan pada minggu-minggu terakhir ini," kata Dafa dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).
Setelah tim terbentuk dan buahpikiran dipertajam, langkah berikutnya adalah menciptakan akibat berkelanjutan. Para peserta diajak memetakan sasaran jangka pendek dan panjang nan hendak dicapai. Pengabdian di desa bukan hanya menjadi arena penerapan gagasan, tapi juga waktu nan tepat untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin 'seize the day' membikin perubahan nyata bagi masyarakat dan diri mereka sendiri.
Dalam prosesnya, para mahasiswa tak hanya mengembangkan proyek sosial. Mereka belajar banyak, mulai dari mempresentasikan buahpikiran di hadapan panelis, menyusun strategi tim, hingga mengasah kepemimpinan dan manajemen konflik.
Fase penjurian Genera-Z Berbakti menjadi momen sangat berbobot bagi para finalis. Tak hanya berkesempatan mempresentasikan buahpikiran segar di hadapan tiga panelis: Nicholas Saputra, Happy Salma, dan Prof. Yohanes Surya, para finalis juga mempunyai ruang lebih luas untuk memahami apa nan sebenarnya menjadi akar masalah setiap letak tujuan program.
Semua pengalaman ini tak hanya memperkaya portofolio, tapi juga membentuk karakter dan mendorong mereka menjadi jenis terbaik dari diri sendiri. Melalui babak Adu Wawasan di fase pertama penjurian, para peserta pada akhirnya belajar untuk mengapresiasi lawan.
Ini tergambar dari pengakuan May, personil dari tim UNILA, merespons pertanyaan tidak terduga dari ITB nan dia dapatkan pada babak adu gagasan.
"Penampilan tim ITB enggak hanya keren, tapi dahsyat banget. Pertanyaan-pertanyaan mereka juga luar biasa," kata May.
Pengakuan senada juga disampaikan tim UI, Dela. Ia mengatakan di antara pihaknya berdelapan (finalis) mereka termasuk top team.
"Di antara top university, mereka bisa mengungguli dengan pembawaan nan sangat baik. Jadi kami sangat mengapresiasi dan bangga bisa bertanding dengan tim UB," papar Dela.
Tiap tim pada program ini mempunyai beragam solusi unik untuk letak tujuannya. Salah satunya, ada solusi 'Smart Reef Initiative' dari tim UNILA nan mengusung teknologi IoT untuk membikin sistem peringatan awal tsunami. Terdapat juga solusi berjulukan 'SAVANA' dari tim UI nan memadukan edukasi kesehatan, pertanian organik, dan training bahasa Inggris untuk masyarakat Edelweiss Wonokitri.
Babak Adu Wawasan Genera-Z Berbakti tidak hanya menjadi momen berkesan bagi para finalis, tetapi juga panelis. Duta Bakti BCA, Nicholas Saputra mengungkapkan ada salah satu mahasiswa nan tidak hanya betul-betul memahami situasi alamnya, tetapi juga kultur budaya masyarakat di desa tersebut.
"Ini justru menjadi perihal nan krusial dan utama, tentang memahami manusianya," kata Nicholas.
Sebagai informasi, kedelapan kampus nan mempunyai tim perwakilan pada babak final Genera-Z Berbakti adalah Universitas Lampung (UNILA), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka terpilih masuk ke babak final melalui seleksi dan penjurian ketat nan dilakukan terhadap total 255 tim pendaftar di program GeneraZ Berbakti. Para pendaftar berasal dari beragam perguruan tinggi nasional, apalagi ada dari luar negeri. Pendaftar dari perguruan tinggi di Indonesia, tersebar dari Sumatera hingga Papua, baik kampus negeri maupun swasta.
Lebih lanjut, babak penjurian Genera-Z Berbakti bisa disaksikan langsung di YouTube Narasi mulai 13 Juni 2025. Jadilah saksi keseruan anak-anak muda dahsyat Indonesia beradu buahpikiran dan argumen positif untuk kemajuan desa-desa di Indonesia.
(ega/ega)