ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Kapal wisata Tiga Putra mengalami kecelakaan tunggal diduga akibat cuaca jelek pada Minggu, (11/5/2025). Insiden terjadi di perairan Pantai Malabero, Kota Bengkulu. Kapal pengangkut puluhan visitor tersebut tenggelam setelah dihantam angin besar sekitar pukul 15.30 WIB.
Menanggapi kejadian tersebut, Jasa Raharja memastikan seluruh korban akan mendapatkan kewenangan agunan dan santunan sesuai peraturan nan berlaku.
"Kami turut bersungkawa cita atas peristiwa ini. Jasa Raharja datang untuk memberikan perlindungan dasar kepada seluruh korban kecelakaan pikulan umum sesuai amanah undang-undang," kata Direktur Operasional Jasa Raharja Dewi Aryani Suzana seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (13/5/2025).
Dewi menjelaskan, korban meninggal bumi bakal diberikan santunan sebesar Rp50 juta kepada mahir waris nan sah. Sementara itu, korban luka-luka dijamin biaya perawatannya dengan nilai maksimal sebesar Rp20 juta, nan dibayarkan langsung ke rumah sakit tempat korban dirawat.
Mereka juga diberi faedah tambahan berupa biaya ambulans hingga Rp500 ribu dan biaya pertolongan pertama (P3K) hingga Rp1 juta.
"Dalam kecelakaan ini, seluruh korban luka-luka telah kami jamin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan nan berlaku. Sedangkan santunan untuk korban meninggal bumi juga telah kami siapkan,” jelas Dewi.
Dewi memastikan, petugas Jasa Raharja Kanwil Bengkulu sudah diterjunkan ke lapangan untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Ditpolair, Dinas Perhubungan, Kepolisian, rumah sakit, dan pihak pemilik kapal, serta mendapatkan info dari masyarakat sekitar.
"Upaya ini dilakukan guna mempercepat proses pendataan korban sehingga pemberian agunan untuk korban luka-luka dan penyelesaian santunan kepada family korban meninggal bumi juga dapat dilakukan lebih cepat," tutur dia.
Dewi mengingatkan, pentingnya kesiapan keselamatan dalam pengoperasian transportasi wisata, termasuk memastikan kepantasan kapal dan memperhatikan kondisi cuaca.
"Kami minta kejadian ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak agar keselamatan menjadi prioritas utama,” Dewi menandasi.
Data Korban Meninggal Dunia
Senada dengan itu, Kepala Jasa Raharja Kanwil Bengkulu, Fitri Agustina memastikan pembaharuan terus dilakukan dalam proses verifikasi info korban terus berlangsung.
“Kami melakukan pendampingan di rumah sakit dan posko terpadu, serta berkomunikasi dengan pihak family untuk memastikan santunan diberikan dengan sigap dan tepat," kata Fitri.
Sebagai informasi, total 104 orang berada di atas kapal, terdiri dari 6 awak dan 98 penumpang, 7 orang dinyatakan meninggal bumi dan 30 orang luka-luka.
Berikut info korban meninggal bumi nan sudah teridentifikasi:
- Suantra dari Jambi
- Rizka Nurjanah, visitor asal Sumatera Selatan,
- Arvarickhi Dekry, wisatawan asal Sumatera Barat
- Yuni Saputri,wisatawan asal Bengkulu
- Nessa, wisatawan asal Bengkulu
- Tesya, wisatawan asal Bengkulu
- Ratna, wisatawan asal Bengkulu
Sementara korban luka menjalani perawatan di RS Bhayangkara dan RS HD Kota Bengkulu.
Kecelakaan Kapal Wisata di Bengkulu, Menpar Minta Semua Operator Diaudit
Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Wardhana, menyampaikan ucapan duka cita nan mendalam pada seluruh korban kecelakaan kapal wisata di Bengkulu dan family nan ditinggalkan. Insiden tragis itu terjadi pada Minggu, 11 Mei 2025, sekitar pukul 15.30 WIB.
Kapal wisata Pulau Tikus "Tiga Putra" mengalami kecelakaan akibat angin besar nan melanda Pantai Berkas, Bengkulu. Dari 104 orang nan terdiri dari satu nahkoda, lima Anak Buah Kapal (ABK), dan 98 wisatawan, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.
Lime balas orang lainnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Harapan dan Doa Kota Bengkulu, sementara 19 orang lainnya dalam penanganan medis di Rumah Sakit Bayangkara. "Kami sangat prihatin atas kejadian ini," kata Menpar dalam rilis pada Lifestyle detikai.com, Senin (12/5/2025).
"Atas nama Kementerian Pariwisata," dia melanjutkan. "Kami menyampaikan belasungkawa nan mendalam pada family korban. Semoga mereka diberi ketabahan dan kekuatan di tengah musibah ini."
Kecelakaan ini, menurut Menpar, menunjukkan sungguh pentingnya memprioritaskan keselamatan di setiap aktivitas wisata, terutama saat berhadapan dengan cuaca buruk. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan bahwa keselamatan visitor adalah perihal nan tidak bisa ditawar.
"Karena itu, kami mengimbau pada seluruh pelaku industri wisata untuk selalu mematuhi standar keselamatan nan ketat, termasuk tidak melampaui kapabilitas nan telah ditentukan untuk setiap kapal wisata," tegas Menpar Widi. Pengawasan dan pemantauan secara berkala terhadap kapal wisata harus jadi prioritas seluruh pihak terkait, baik pemerintah wilayah maupun pelaku wisata.
Audit Komprehensif Operator Kapal Wisata
Kapal wisata nan mengangkut visitor kudu memenuhi standar kepantasan nan sudah ditentukan, sebut Widi. Tidak hanya dari segi teknis kapal, tapi juga jumlah penumpang dan kesiapan menghadapi cuaca buruk.
"Kami juga mengingatkan perlunya memperhatikan sistem peringatan awal cuaca jelek di seluruh destinasi wisata, khususnya nan melibatkan perjalanan dengan kapal. Data peringatan awal dari BMKG memberi waktu bagi visitor dan operator wisata mengambil langkah-langkah preventif guna menghindari potensi kecelakaan nan lebih besar," ungkapnya.
Pemerintah Daerah dan lembaga terkait, ialah Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan/KSOP, serta Dinas Pariwisata juga diminta segera melakukan audit komprehensif terhadap seluruh operator kapal wisata nan beraksi di wilayah perairan Bengkulu.
Audit kudu mencakup:
- pemeriksaan kepantasan teknis kapal, termasuk kondisi mesin, struktur, dan navigasi;
- kelengkapan dan kondisi alat-alat keselamatan, termasuk pelampung, perangkat pemadam api ringan, dan perangkat komunikasi darurat; dan
- sertifikasi kompetensi awak kapal, serta kepatuhan terhadap prosedur operasional standar (SOP) keselamatan pelayaran.
Kronologi Kecelakaan
Penerapan peraturan nan ketat dan pengawasan lebih intensif adalah langkah nan sangat krusial untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. "Kementerian Pariwisata mengucapkan terima kasih pada Basarnas Bengkulu BPBD Kota Bengkulu, TNI, Polri, lembaga mengenai lainnya, serta para nelayan dan masyarakat nan telah membantu proses pemindahan dan perawatan dan support pada family korban," sebut Menpar.
"Kami juga bakal terus mendorong adanya pertimbangan menyeluruh terhadap prosedur keselamatan di sektor pariwisata, khususnya nan melibatkan perjalanan dengan kapal agar kejadian serupa tidak terulang," tandasnya.
Kanal Regional detikai.com melaporkan, kejadian kemarin bermula saat visitor pulang dari Pulau Tikus menuju ke Kota Bengkulu. Namun saat di perairan Laut Malabero, mesin kapal nan ditumpangi mati. Setelahnya, kapal diterjang ombak nan kencang sampai bocor sebelum tenggelam.