ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung pada Minggu malam 20 April 2025. Banjir bandang mengakibatkan tiga penduduk meninggal dunia.
Peristiwa memilukan ini terjadi di Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung menyusul curah hujan tinggi nan mengguyur sejak Minggu malam hingga Senin pagi 21 April 2025.
Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, Wahyu membenarkan adanya korban jiwa akibat banjir bandang Lampung. Ketiga jenazah telah dievakuasi ke RS Tjokro Dipo, Bandar Lampung, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
"Benar, laporan pertama masuk dari Jalan Bahari, Kelurahan Panjang Utara. Tim rescue menemukan satu korban nan tergeletak di bawah kolong mobil," ujar Wahyu dikonfirmasi, Senin 21 April 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung pun mengeluarkan peringatan awal mengenai potensi banjir nan dapat melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung pada Senin 21 April 2025.
"Potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang tetap bakal berlangsung. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan banjir," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Radin Inten II Lampung, Rudi Hartono saat dikonfirmasi, Senin 21 April 2025.
Usai banjir bandang, banjir besar melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung sejak awal hari, Senin 21 April 2025. Di Kecamatan Panjang, ribuan rumah penduduk terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Banjir ini dipicu oleh hujan deras nan mengguyur area tersebut sejak sekitar pukul 01.30 WIB. Salah satu wilayah terparah adalah Kelurahan Panjang Utara, nan disebut menjadi titik paling terdampak.
"Rumah nan terdampak kurang lebih 1.000 unit. Kami dari Pemerintah Kota bakal memberikan support berupa beras, air minum, dan makanan," ujar Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, saat meninjau letak banjir di Panjang Utara.
Berikut sederet kebenaran mengenai banjir Kota Bandar Lampung dihimpun Tim News detikai.com:
Banjir bandang nan melanda wilayah Kelurahan Panjang Utara, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, Senin pagi (21/4/2025), menelan tiga korban jiwa. Dua di antaranya merupakan satu keluarga, ialah Diding (52) dan keponakannya, Piyan (15), penduduk Jalan Ba...
1. Banjir Bandang Sebabkan 3 Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung pada Minggu malam 20 April 2025, mengakibatkan tiga penduduk meninggal dunia. Peristiwa memilukan ini terjadi di Kecamatan Panjang, menyusul curah hujan tinggi nan mengguyur sejak malam hingga Senin pagi 21 April 2025.
Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung, Wahyu, membenarkan adanya korban jiwa akibat banjir bandang Lampung. Ketiga jenazah telah dievakuasi ke RS Tjokro Dipo, Bandar Lampung, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
"Benar, laporan pertama masuk dari Jalan Bahari, Kelurahan Panjang Utara. Tim rescue menemukan satu korban nan tergeletak di bawah kolong mobil," ujar Wahyu dikonfirmasi, Senin 21 April 2025.
Dari hasil identifikasi awal, dua korban nan ditemukan di letak tersebut adalah laki-laki berinisial PN (15) dan DG (45). Keduanya ditemukan di titik berbeda di sepanjang Jalan Bahari.
Sementara satu korban lainnya merupakan seorang wanita berinisial KI (59). Dia ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya di Kampung Selirit, tetap di area Kelurahan Panjang Utara. Berdasarkan laporan petugas, tubuh KI ditemukan tertimpa lemari di salah satu ruangan rumah.
"Ketika tim tiba di lokasi, kondisi rumah korban sudah tergenang cukup parah. Lemari diduga roboh akibat derasnya arus air nan masuk ke dalam rumah," jelas Wahyu.
Hingga Senin pagi, hujan dengan intensitas sedang tetap mengguyur sebagian besar wilayah Bandar Lampung. BPBD setempat terus bersiaga dan mengimbau penduduk untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
"Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada petugas alias perangkat kelurahan jika mengetahui ada korban banjir nan belum dievakuasi. Ini krusial agar proses pengamanan dapat dilakukan secepat mungkin," ungkapnya.
BPBD Lampung juga meminta masyarakat nan tinggal di wilayah rawan banjir untuk sementara waktu mengungsi ke tempat nan lebih aman.
2. BMKG Lampung Sempat Keluarkan Peringatan Dini Banjir
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengeluarkan peringatan awal mengenai potensi banjir nan dapat melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung pada Senin 21 April 2025.
Peringatan itu disampaikan langsung oleh Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi BMKG Kelas I Radin Inten II Lampung, Rudi Hartono.
Menurut dia, curah hujan nan terpantau mencapai 26,6 mm pada pukul 04.22 WIB, dengan intensitas cukup tinggi nan berisiko menimbulkan genangan air hingga banjir di beberapa kecamatan.
"Potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang tetap bakal berlangsung. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan banjir," kata Rudi dikonfirmasi, Senin 21 April 2025.
BMKG menetapkan status Waspada untuk sedikitnya 17 kecamatan di Kota Bandar Lampung. Wilayah-wilayah tersebut dinilai mempunyai potensi tinggi terdampak banjir dan genangan air akibat curah hujan ekstrem.
Dalam imbauannya, Rudi meminta masyarakat untuk tidak lengah dan terus memantau perkembangan cuaca dari kanal resmi.
"Waspadai genangan air di area jalan raya, permukiman rendah, dan bantaran sungai. Hindari berlindung di bawah pohon besar, papan reklame, dan area terbuka saat hujan deras disertai angin kencang alias petir. Periksa dan pastikan saluran air di lingkungan rumah tidak tersumbat. Rutin memantau pembaruan info cuaca dari BMKG melalui aplikasi alias situs resminya dan prioritaskan keselamatan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar," rincinya.
Warga juga disarankan melakukan tindakan pencegahan awal untuk mengurangi akibat jelek dari cuaca ekstrem.
"Cuaca bisa berubah secara tiba-tiba. Tetap siaga dan jangan sepelekan potensi ancaman nan ditimbulkan. Untuk info cuaca terkini dan peringatan resmi, masyarakat dapat mengakses laman dan media sosial BMKG," dia memungkasi.
3. Banjir Rendam Ribuan Rumah, Ketinggian Air Capai 1,5 Meter
Usai banjir bandang, banjir besar melanda sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung sejak awal hari, Senin 21 April 2025. Di Kecamatan Panjang, ribuan rumah penduduk terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Banjir ini dipicu oleh hujan deras nan mengguyur area tersebut sejak sekitar pukul 01.30 WIB. Salah satu wilayah terparah adalah Kelurahan Panjang Utara, nan disebut menjadi titik paling terdampak.
"Rumah nan terdampak kurang lebih 1.000 unit. Kami dari Pemerintah Kota bakal memberikan support berupa beras, air minum, dan makanan," ujar Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, saat meninjau letak banjir di Panjang Utara, Senin 21 April 2025.
Eva juga menyampaikan bahwa pihaknya bakal terus memantau kondisi dan perkembangan banjir di seluruh wilayah nan terdampak, terutama di Kecamatan Panjang.
"Pemerintah Kota bakal tetap memantau kondisi dan situasi di letak banjir ini. Karena nan terdampak paling besar di Kecamatan Panjang, Kelurahan Panjang Utara," jelas Eva.
Banjir nan merendam wilayah Panjang menyebabkan arus deras di sejumlah jalan perumahan. Dalam beberapa video nan beredar, terlihat permukiman seolah tenggelam. Sejumlah penduduk pun terlihat mengevakuasi tetangga mereka nan terjebak di dalam rumah.
"Dari semalam hujan nggak berhenti. Ini juga tetap hujan. Semua rumah di sini kena banjir," ungkap Buyung (40), penduduk Kelurahan Panjang Utara.
Kondisi serupa juga terjadi di Kelurahan Srengsem. Menurut Adnan (38), ketinggian air di wilayahnya sudah mencapai pinggang orang dewasa alias sekitar 60 sentimeter.
"Belum surut, Bang. Ini tetap hujan, tambah naik airnya," katanya.
4. Terungkap Biang Kerok Banjir Parah
Banjir besar melanda wilayah Kecamatan Panjang, Bandar Lampung. Sejumlah RT di Kelurahan Panjang Utara terdampak parah akibat genangan air nan tak kunjung surut, Senin 21 April 2025.
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana mengungkapkan penyebab banjir ini adalah tertutupnya saluran air oleh gedung milik Pelindo. Dia menilai, sistem drainase di area tersebut tidak berfaedah maksimal lantaran adanya penutupan aliran air.
"Banyak gorong-gorong dan selokan nan di atasnya dibangun rumah alias ditutup. Kami temukan beberapa saluran air nan menuju ke dalam area Pelindo juga tidak terbuka. Inilah nan menyebabkan air tidak bisa mengalir seperti biasanya," ujar Eva Dwiana saat meninjau letak banjir, Senin 21 April 2025.
Pemkot Bandar Lampung berencana melakukan koordinasi intensif dengan pihak Pelindo untuk menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Eva, sebagai perusahaan milik negara, Pelindo semestinya bisa menjalin kerjasama positif dengan pemerintah kota dalam mengatasi persoalan banjir.
"Kita sudah turun langsung ke lapangan. Insyaallah, kita bakal minta kerja sama dari Pelindo lantaran mereka mempunyai kewenangan di wilayah itu. Bila saluran air dibuka, maka air bakal kembali lancar," ungkapnya.
Meski belum ada posko resmi nan didirikan, Pemkot sudah menyalurkan support kepada penduduk terdampak. Bantuan tersebut meliputi nasi, beras, air mineral, hingga duit tunai bagi penduduk nan membersihkan rumah pascabanjir.
Pemkot juga telah mengambil langkah sigap dengan memperbaiki sejumlah gorong-gorong nan tersumbat serta membuka saluran air nan tertutup di area Pelindo. Wali Kota menyebut, beberapa pintu air sekarang sudah terbuka dan bakal terus diperluas agar air dapat mengalir dengan lancar.
"Gorong-gorong nan tersumbat bakal kita bersihkan dan perbaiki. Rumah penduduk nan roboh akibat banjir juga bakal kita bantu perbaiki," terangnya.
Eva berambisi kerjasama antara Pemkot dan Pelindo dapat mempercepat pemulihan area Panjang agar masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan normal.
5. Diduga Jadi Biang Kerok Banjir, PT Pelindo Buka Suara
Banjir besar nan melanda Kecamatan Panjang, Bandar Lampung, Senin 21 April 2025, sekarang menelan korban jiwa. Sebanyak 3 penduduk meninggal bumi akibat banjir bandang nan diduga disebabkan oleh penutupan saluran air oleh PT Pelindo Regional II Panjang.
Sedikitnya 1.000 rumah penduduk di Kelurahan Panjang Utara terdampak parah dalam kejadian itu.
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menyatakan bahwa PT Pelindo sebagai pihak nan paling bertanggung jawab atas musibah tersebut. Ia menyebut saluran air di area pelabuhan sengaja ditutup, menyebabkan air tidak dapat mengalir dan meluap ke pemukiman warga.
"Banyak saluran air nan ditutup bangunan. Kami temukan beberapa gorong-gorong nan mengarah ke area Pelindo juga tak terbuka. Akibatnya, air meluap ke rumah warga," kata Eva saat meninjau letak banjir, Senin 21 April 2025.
Menanggapi tudingan tersebut, PT Pelindo Regional II Panjang akhirnya buka suara. Melalui Junior Manager Fasilitasi, Lingga, pihak Pelindo menyatakan bahwa penutupan itu bukan lah drainase melainkan tembok pelabuhan nan memang sudah berjalan lama.
"Ini proses penutupan sudah lama, namun bukan drainase, tetapi pembangunan tembok sudah ada sejak 2010, untuk keamanan area pelabuhan. Namun demikian, kita proses benahi saluran air di luar tembok nan tersumbat oleh sampah dan tanah," kata Lingga, Senin 21 April 2025.
Lingga menyatakan pihaknya tidak tinggal tak bersuara dan berkomitmen untuk membenahi sistem drainase. Lingga menyatakan Pelindo siap bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk menuntaskan persoalan banjir di Panjang.
"Yang jelas, kita siap berkoordinasi dan bekerja-sama dengan Pemerintah Kota. Kita berambisi sama, mudah-mudahan banjir ini bisa segera ditangani," jelasnya.
Pelindo berjanji bakal melakukan perbaikan drainase secara berjenjang di sejumlah titik krusial agar pengedaran air kembali lancar.
"Kita bakal bagi beberapa titik sehingga pengedaran air bisa berjalan. Untuk kepastian pengerjaannya, bakal segera kami sampaikan ke manajemen," ujarnya.
6. Pelindo Keruk Lumpur Atasi Banjir di Panjang Utara Bandar Lampung
PT Pelindo Regional II Panjang bergerak sigap menanggapi banjir nan melanda Kelurahan Panjang Utara, Bandar Lampung. Pada Senin (21/4/2025) hingga Selasa (22/4/2025) Pelindo melakukan pengerukan saluran air dan pengangkatan sedimentasi lumpur untuk melancarkan aliran drainase dari permukiman warga.
General Manager Pelindo Regional II Panjang, Imam Rahmiyadi menjelaskan bahwa pengerukan ini bermaksud mengatasi penyumbatan saluran air nan terjadi akibat sampah dan endapan lumpur.
"Kami langsung turun tangan melakukan penggalian sedimentasi nan menghalang aliran air. Tindakan sigap ini krusial agar genangan air segera surut," ujar Imam saat dikonfirmasi detikai.com, Selasa (22/4/2025).
Imam Rahmiyadi turut menanggapi rumor nan berkembang mengenai dugaan tertutupnya drainase oleh tembok Pelabuhan Pelindo. Menurutnya, tembok nan dimaksud bukanlah penyebab utama banjir, lantaran sudah ada sejak 2010 dan berfaedah sebagai pengamanan area pelabuhan.
"Pembangunan tembok itu bukan perihal baru dan tidak menutup saluran air. Justru kami sedang melakukan pelebaran drainase di beberapa titik nan bersenggolan dengan tembok pelabuhan," katanya.
Pelebaran ini, lanjut Imam, difokuskan di area nan terdampak paling parah agar air dapat mengalir lebih lancar menuju laut.
Imam juga menyebut bahwa banjir di Panjang Utara bukan semata-mata lantaran infrastruktur, melainkan turut dipengaruhi aspek alam. Curah hujan tinggi dan aliran air dari wilayah perbukitan di sekitar Kecamatan Panjang memperparah genangan.
"Dari hasil koordinasi dengan pihak terkait, aspek alam jadi pemicu utama. Namun, kami tetap ambil bagian membantu masyarakat," ucapnya.
Sebagai corak kepedulian, Pelindo menyalurkan support berupa nasi balut dan air mineral kepada penduduk nan terdampak banjir di sekitar area pelabuhan.