5 Respons Pakar Hingga Kepala Bgn Terkait Siswa Sukoharjo Keracunan Usai Santap Mbg

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Belum lama ini, sejumlah siswa di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) mengalami keracunan usai santap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Pengolahan ayam pada menu MBG diduga menjadi pemicu keracunan pada Kamis 16 Januari 2024.

Sejumlah pihak pun angkat bicara usai terjadinya kejadian keracunan menu makanan MBG. Salah satunya master kesehatan Universitas Yarsi Dicky Budiman.

"Merespons MBG dari sisi kesehatan masyarakat, keracunan ini tentu adalah masalah serius nan kudu segera ditangani. Dan ada beberapa tindakan alias pertimbangan nan kudu diperhatikan," ujar Dicky kepada detikai.com lewat pesan suara, Jumat 17 Januari 2025.

Evaluasi pertama dari Dicky ialah pemerintah kudu memastikan, seluruh rantai pengedaran makanan memenuhi standar keamanan pangan. Mulai dari penyediaan hingga pendistribusian ke siswa.

Kepala Badan Gizi Nasional (Kepala BGN) Dadan Hindayana juga angkat bicara. Dia memastikan kejadian 40 siswa SDN Sukoharjo, Jawa Tengah nan keracunan akibat menu MBG sudah diselesaikan dengan baik. Menurut dia, kejadian tersebut merupakan human error alias kesalahan manusia.

"Enggak ada, enggak ada pelanggaran (SOP) hanya kesalahan teknis. Sudah pokoknya teknis sudah diselesaikan. Human error, human error," kata Dadan.

Kemudian menurut dia, Prabowo mengapresiasi penanganan sigap menyikapi kejadian keracunan tersebut. Dia menyebut, Prabowo mengingatkan bahwa kejadian serupa bisa terjadi kapan saja.

"Kejadian di Sukoharjo itu hanya berjalan sejenak saja dan segera mengganti menu nan kurang baik. Sehingga Pak Presiden apresiasi untuk perihal itu, dan beliau menilai ini perihal nan bisa saja terjadi Ini kapan saja," kata Dadan.

Nerikut sederet respons sejumlah pihak usai kejadian keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ki Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) dihimpun Tim News detikai.com:

Pemerintah sudah menggelar program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana pada Senin 6 Januari 2025. Hal ini mendapatkan respons dari beragam kalangan.

1. Pakar Sebut Perlu Inspeksi Berkala di SPPG

Sejumlah siswa di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami keracunan usai santap menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Pengolahan ayam pada menu MBG diduga menjadi pemicu keracunan pada Kamis, 16 Januari 2024.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan, menu ayam tersebut telah ditarik dan diganti dengan telur.

"Sebanyak 40 orang makan ayam nan dimarinasi, setelah tahu ada nan mual, semua ayam ditarik dan diganti telur," ujar Dadan di Jakarta, Kamis 16 Januari 2025, dilansir Antara.

Siswa nan keracunan, kata Dadan, sempat menunjukkan indikasi mual. Seketika itu juga dilakukan penanganan oleh petugas dan para siswa dirawat sesuai prosedur medis.

Kejadian ini pun mendapat sorotan dari beragam pihak, salah satunya dari master kesehatan Universitas YARSI, Dicky Budiman.

"Merespons MBG dari sisi kesehatan masyarakat, keracunan ini tentu adalah masalah serius nan kudu segera ditangani. Dan ada beberapa tindakan alias pertimbangan nan kudu diperhatikan," kata Dicky kepada Health detikai.com lewat pesan suara, Jumat 17 Januari 2025.

Evaluasi pertama dari Dicky ialah pemerintah kudu memastikan bahwa seluruh rantai pengedaran makanan memenuhi standar keamanan pangan. Mulai dari penyediaan hingga pendistribusian ke siswa.

"Dan ini kudu disertai dengan inspeksi berkala terhadap dapur alias tempat produksi makanan (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi/SPPG)," saran Dicky.

Evaluasi kedua dari Dicky ialah penyedia makanan kudu mempunyai pengetahuan mendalam tentang praktik higienis termasuk sanitasi.

"Dan ini tentu kudu disupervisi oleh dinas kesehatan setempat," ucap Dicky.

Hal ketiga, perlu pula sistem sigap untuk melaporkan dan menangani kasus seperti keracunan makanan sehingga dampaknya bisa diminimalkan.

"Dan tentu perlu ada uji laboratorium secara rutin, sampling, ini untuk mengaudit kualitas makanan. Dilakukan berkala terhadap bahan-bahan makanan nan digunakan. Supaya bisa kita pastikan tidak ada kontaminasi alias bahan berbahaya," kata Dicky.

2. Pakar Sebut Menu MBG Perlu Dirancang Sesuai Kebutuhan

Dicky kembali mengingatkan, program MBG ini bukan semata memberikan makanan bergizi, tapi ada aspek lain nan kudu dituju, termasuk perilaku hidup bersih sehat.

"Perilaku hidup bersih sehat kudu masuk dalam proses menyiapkan makanan, saat mengonsumsi makanan, apalagi setelah makan. Artinya, sampahnya jangan sampai tidak diatur dengan baik. Pihak-pihak nan berangkaian dengan MBG dan potensi risikonya kudu terlibat sejak awal," terang dia.

Bicara soal standarisasi menu makanan, ini sangat diperlukan untuk menjamin kesetaraan kualitas dan gizi makanan nan diberikan pada anak.

"Tapi tentu dalam konteks Indonesia ini kudu fleksibel, agar bisa sesuai alias apalagi disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Termasuk kesiapan bahan pangan lokal dan preferensi budaya," ucap Dicky.

Anak-anak nan menjadi sasaran MBG, lanjut Dicky, berada dalam usia nan berbeda. Maka, kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineralnya pun berbeda.

"Tentu menunya kudu dirancang oleh mahir gizi untuk memastikan kebutuhan tersebut terpenuhi. Jadi, penyusunan menunya intinya kudu berbasis usia dan kebutuhan gizi," kata dia.

Hal nan tak kalah krusial adalah pemantauan oleh pemerintah untuk memastikan tidak terjadi penyimpangan di lapangan.

"Karena ini bukan program sesaat, konsistensi dan keberlanjutan dari program MBG ini perlu menjadi acuan," pungkas Dicky.

3. Kepala BGN Sebut Disebabkan Human Error

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan kejadian 40 siswa SDN Sukoharjo, Jawa Tengah nan keracunan akibat menu makan bergizi cuma-cuma (menu MBG) sudah diselesaikan dengan baik. Menurut dia, kejadian tersebut merupakan human error alias kesalahan manusia.

"Enggak ada, enggak ada pelanggaran (SOP) hanya kesalahan teknis. Sudah pokoknya teknis sudah diselesaikan. Human error, human error," kata Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.

Dia menyampaikan menu makanan ayam nan menjadi penyebab keracunan saat itu langsung ditarik dan digantikan dengan telur. Sebanyak 40 siswa nan keracunan pun langsung dibawa ke Puskesmas terdekat.

"Petugas kami segera menyadari bahwa ada perihal nan kurang beres dengan makanan ayam crispy-nya. Sehingga sisa nan 2400-nya segera ditarik, digantikan dengan telur. Kemudian anak nan 40 orang Langsung ditangani oleh Petugas Puskesmas," terang Dadan.

Dia menuturkan 40 siswa nan keracunan tersebut telah sembuh. Bahkan, kata Dadan, mereka telah kembali bersekolah.

"Sudah sembuh, dan hari ini mereka sudah sekolah lagi, dan diberikan pelayanan makan dan didamping oleh petugas Puskesmas makan di sekolah dan normal," terang Dadan.

4. Kepala BGN Ungkap Respons Prabowo

Dadan kemudian mengungkapkan respons Presiden Prabowo Subianto mengenai kasus 40 siswa SD di Sukoharjo, Jawa Tengah nan keracunan usai menyantap menu makan bergizi cuma-cuma (MBG).

Menurut Dadan, Prabowo mengapresiasi penanganan sigap menyikapi kejadian keracunan tersebut. Dia menyebut, Prabowo mengingatkan bahwa kejadian serupa bisa terjadi kapan saja.

"Kejadian di Sukoharjo itu hanya berjalan sejenak saja dan segera mengganti menu nan kurang baik. Sehingga Pak Presiden apresiasi untuk perihal itu, dan beliau menilai ini perihal nan bisa saja terjadi Ini kapan saja," kata Dadan usai rapat berbareng Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.

Dia menyampaikan kejadian keracunan menu makan bergizi cuma-cuma di Sukoharjo murni kesalahan teknis dan tak ada unsur kesengajaan. Dadan menjelaskan para petugas langsung mengganti menu ayam nan menjadi penyebab para siswa keracunan menjadi telur.

"Pada saat dibagikan, petugas kami segera menyadari bahwa ada perihal nan kurang beres dengan makanan ayam crispy-nya sehingga sisa nan 2.400-nya (ayam) segera ditarik, digantikan dengan telur," ucap Dadan.

Menurut dia, 40 siswa nan keracunan tersebut langsung mendapatkan penanganan medis dari petugas Puskesmas. Dadan menuturkan para siswa sudah sembuh dan mulai berguru kembali.

"Hari ini mereka sudah sekolah lagi dan diberikan pelayanan makan, dan didampingi oleh petugas Puskesmas, makan di sekolah dan normal," ujar Kepala BGN.

5. Tekankan Komposisi Gizi dan Keamanan Makanan

Dadan menuturkan, pihaknya selalu menekankan pentingnya pemenuhan kalori sesuai dengan tahap perkembangan. Selain itu, kata dia, BGN selalu mengingatkan soal komposisi gizi, kehigienisan, dan keamanan makanan.

"Jadi ini dari awal memang sudah menjadi concern kami, sehingga program ini tidak bisa leluasa dikerjakan oleh siapa saja dan kudu ada pegawai nan sigap tanggap dan reaksinya cepat," tutur dia.

Dadan menyampaikan, pihaknya belum pernah menemukan adanya siswa keracunan selama proses uji coba makan bergizi gratis. Namun, dia berterima kasih kejadian di Sukoharjo telah tertangani dengan baik.

"Terus terang, selama kami melakukan proses uji coba selama setahun itu belum pernah terjadi lantaran proses nan kami lakukan betul-betul tertib. Dan Alhamdulillah, segala sesuatunya bisa teratasi dengan cepat," pungkas Dadan.

Selengkapnya