5 Profesi Ai Bergaji Rp 1,6 Miliar Dan Bisa Wfh, Bisa Cepat Kaya!

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Selama nyaris tiga tahun, industri kepintaran buatan (AI) telah berkembang begitu pesat. Profesi AI tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka cara-cara baru untuk menciptakan nilai.

Teknologi canggih tersebut juga sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan untuk meningkatkan keahlian sumber daya manusia mereka.

Dengan adanya kebutuhan ini, organisasi dan perseorangan nan berinvestasi dalam penerapan teknologi AI mempunyai kesempatan signifikan untuk berkembang. Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa pada akhir tahun 2025 AI dapat menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan, tetapi juga bakal menghasilkan sekitar 97 juta peran baru.

Berikut 5 pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat di bagian AI menurut info dari ZipRecruiter dan Indeed:

1. Artificial Intelligence Engineer

Gaji rata-rata: US$ 106.386 (Rp 1,7 miliar)

Gaji rata-rata untuk 10% penerima teratas: US$ 156.000 (Rp 2,6 miliar)

2. Artificial Intelligence Consultant

Gaji rata-rata: US$ 113.566 (Rp 1,9 miliar)

Gaji rata-rata untuk 10% penerima teratas: US$ 144.000 (Rp 2,4 miliar)

3. Artificial Intelligence Researcher

Gaji rata-rata: US$ 113.102 (Rp 1,9 miliar)

Gaji rata-rata untuk 10% penerima teratas: US$ 154.000 (Rp 2,5 miliar)

4. Artificial Intelligence Trainer

Gaji rata-rata: US$ 64.984 (Rp 1 miliar)

Gaji rata-rata untuk 10% penerima teratas: US$ 93.500 (Rp 1,5 miliar)

5. Artificial Intelligence Product Manager

Gaji rata-rata: US$ 103.178 (Rp 1,7 miliar)

Gaji rata-rata untuk 10% penerima teratas: US$ 175.000 (Rp 2,9 miliar)

Lima pekerjaan dalam daftar ini menawarkan kesempatan kerja jarak jauh. Tiga dari peran tersebut yakni, AI engineer, konsultan AI, dan peneliti AI juga ditampilkan dalam laporan Jobs on the Rise (posisi pekerjaan nan mengalami pertumbuhan) terbaru di LinkedIn. Ini tentunya menyoroti pekerjaan nan paling banyak merekrut pada tahun 2022 hingga 2024.

Perusahaan seperti Meta, Netflix, dan Amazon telah merekrut lebih banyak pekerja untuk mengembangkan dan melatih model AI dalam beberapa tahun terakhir, apalagi menawarkan penghasilan setinggi US$ 900.000 alias Rp 15 miliar.

Kepala ahli ekonomi ZipRecruiter Julia Pollak mengatakan kepada CNBC Make It bahwa ledakan AI nan tiba-tiba juga telah memicu gelombang investasi dalam perekrutan di seluruh industri non-teknologi termasuk ritel, keuangan, perawatan kesehatan, dan pendidikan.

Meskipun beberapa pekerjaan AI, termasuk teknik AI, memerlukan gelar sarjana, semakin banyak peran nan lebih menekankan pada keahlian teknis.

Menurut ZipRecruiter, beberapa keahlian paling umum nan tercantum dalam persyaratan pekerjaan AI meliputi pengodean, pengembangan perangkat lunak, dan penulisan.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Daftar 15 Pekerjaan Paling Dibutuhkan hingga 2030

Selengkapnya