ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti tanah air. Tokoh sekaligus ahli ekonomi nasional, Kwik Kian Gie meninggal dunia pada Senin 28 Juli 2025.
Kabar meninggalnya mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri itu disampaikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno melalui akun Instagramnya, @sandiuno, Senin malam 28 Juli 2025.
"Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati," tulis Sandiaga Uno seperti dikutip detikai.com.
"Mentor nan tak pernah capek memperjuangkan kebenaran. nan berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka," ucap Sandiaga Uno.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Kwik Kian Gie? Kwik Kian Gie merupakan seorang laki-laki keturunan Tionghoa nan lahir di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 11 Januari 1935. Ia merupakan seorang mahir ekonomi sekaligus politikus.
Kwik pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi (1999–2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas (2001–2004). Kwik juga merupakan fungsionaris dan senior PDI-Perjuangan.
Setelah menempuh pendidikan SMA-nya, dia melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama satu tahun untuk tahap persiapan.
Kemudian, dia pergi ke Rotterdam, Belanda guna melanjutkan studinya di Nederlandsche Economiche Hogeschool. Ia masuk sekolah tersebut tahun 1956 dan lulus di tahun 1963.
Ketertarikannya pada bumi kebijakan publik membuatnya terjun ke politik. Ia berasosiasi dengan PDI dan menjadi bagian dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) sekaligus menjabat Ketua DPP.
Ia juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi (1999–2000) serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2001–2004). Atas jasa-jasanya, dia dianugerahi Bintang Mahaputera Adipradana oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Berikut kebenaran menarik mengenai tokoh sekaligus ahli ekonomi nasional, Kwik Kian Gie dihimpun Tim News detikai.com:
Politikus Senior PDIP Kwik Kian Gie menjadi salah satu penasihat ekonomi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dia membeberkan alasannya berasosiasi dengan kubu Prabowo-Sandi.
1. Meninggal Dunia Usia 90 Tahun
Kabar duka menyelimuti tanah air. Tokoh sekaligus ahli ekonomi nasional Kwik Kian Gie meninggal dunia.
Kabar meninggalnya mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri itu disampaikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno melalui akun Instagramnya, @sandiuno, Senin malam 28 Juli 2025.
"Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati," tulis Sandiaga Uno seperti dikutip detikai.com.
"Mentor nan tak pernah capek memperjuangkan kebenaran. nan berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka," ucap Sandiaga Uno.
2. Latar Belakang dan Peduli dengan Pendidikan
Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935 di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari masa mudanya, Kwik dikenal sebagai sosok nan pandai dan giat belajar. Kwik berasal dari family Tionghoa. Ia menempuh pendidikan awal di Indonesia.
Setelah menempuh pendidikan SMA-nya, dia melanjutkan ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama satu tahun untuk tahap persiapan. Kemudian, dia pergi ke Rotterdam, Belanda guna melanjutkan studinya di Nederlandsche Economiche Hogeschool. Ia masuk sekolah tersebut tahun 1956 dan lulus di tahun 1963.
Setelah lulus, Kwik bekerja sebagai asisten atase kebudayaan dan penerangan di Kedubes RI di Den Haag. Ia hanya memperkuat selama satu tahun di sana. Di tahun 1964 hingga 1965, dia menjabat sebagai Direktur Nederlands-Indonesische Goederen Associatie.
Namun, asosiasi ini kudu bercempera jalan. Lima tahun selanjutnya, dia terpilih menjadi Direktur NV Handelsonderneming “IPILO Amsterdam”.
Di tahun 1970, dia kembali ke Indonesia. Ia sempat menjadi pengangguran selama setahun. Tahun 1971, dia memutuskan untuk membuka upaya nan bekerja sama dengan sesama rekannya seperti Ferry Sonneville dan Dr. Indra Hattari serta rekannya nan lain. Ia mendirikan PT. Indonesian Financing & Investment. Perusahaan ini adalah perusahan non-bank pertama nan ada di Indonesia.
Saat itu, perusahaan ini tergolong ilegal, lantaran tak mempunyai izin dari pemerintah. Keasyikan berbisnis, membuatnya ketagihan. Ia kembali mendirikan perusahaan lain berbareng rekan-rekannya seperti PT Altron Panorama Electronic, PT Jasa Dharma Utama, PT Cengkih Zanzibar, dan PT ABN Amro Finance.
Kwik mengaku jika dia datang di bumi dia bisa berfaedah bagi orang banyak. Wujud nyata nan dia mau wujudkan adalah ikut berkedudukan aktif dalam penyelenggaraan negara dan alias pendidikan. Ia tak main-main dengan ucapannya. Di tahun 1954, dia mendirikan SMA Erlangga di Surabaya. Kemudian, di tahun 1968, dia menjadi personil pengurus Yayasan Trisakti hingga sekarang.
Tahun 1982, dia mendirikan Institut Manejemen Prasetya Mulya nan merupakan sekolah MBA pertama di Indonesia. Lima tahun kemudian, di tahun 1987, dia mendirikan Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) berbareng dengan Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko.
Dalam bagian penyelenggaraan negara, Kwik sempat menjadi staf di KBRI di Den Haag sebagai Asisten Atase Kebudayaan dan Penerangan.
3. Kiprah di Dunia Politik
Didunia politik, Kwik berasosiasi dengan PDI Perjuangan. Kwik duduk di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) (sekaligus menjadi salah satu Ketua DPP PDI).
Meski kemudian pemerintah menyingkirkan Megawati dari PDI, Kwik tetap konsisten memihak dan mendukung putri sang proklamator itu. Menurut Kwik, kemanusiaan Megawati sangat tinggi.
PDI kemudian berganti nama menjadi PDI Perjuangan kemudian mendapat ruang mobilitas setelah era Soeharto tumbang. Selanjutnya, Kwik melenggang ke Senayan sebagai personil DPR RI.
Di sana, dia pun dipercaya menjadi Wakil Ketua MPR RI danAnggota Komisi IX DPR RI serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional alias Kepala Bapenas. Atas hormat dan sumbangsih kepada bangsa, Kwik dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana RI.
Pada Pemilu Presiden 2019, Kwik menjadi salah satu penasihat ekonomi dari pasangan calon Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
4. Jejak Karier, Dari Menteri Era Gus Dur hingga Penasihat Ekonomi Tim Kampanye Prabowo
Setelah lulus SMA, Kwik Kian Gie melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) di Jakarta.
Pada tahun 1956, dia melanjutkan studinya di Hogeschool Nederlandsche Economische Rotterdam (sekarang Erasmus Universiteit Rotterdam) di Belanda dan lulus pada tahun 1963.
Dari tahun 1953 hingga 1964, Kwik Kian Gie memulai karirnya sebagai Asisten Atase Kebudayaan dan Penerangan di Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag.
Dia kemudian menjabat sebagai Direktur Nederlands-Indonesische Goederen Associatie (1964-1965), meskipun perusahaan ini bercempera sebelum beroperasi. Lima tahun kemudian, dia menjadi Direktur NV HANDELSONDERNEMING "IPILO Amsterdam".
Kwik Kian Gie kembali ke Indonesia pada tahun 1970. Setelah setahun tidak bekerja, pada tahun 1971, dia berbareng Ferry Sonneville dan Indra Hattari mendirikan PT Indonesian Financing & Investment Company, sebuah lembaga finansial non-bank pertama di Indonesia.
Dia juga terlibat dalam pendirian dan pengelolaan beragam perusahaan lain berbareng rekan-rekannya, termasuk PT Altron Panorama Electronic, PT Jasa Dharma Utama, PT Cengkeh Zanzibar, dan PT ABN Amro Finance.
Sejak tahun 1968, Kwik Kian Gie menjadi personil majelis pengurus Yayasan Trisakti. Pada tahun 1982, dia berbareng Panglaykim mendirikan sekolah MBA pertama di Indonesia, ialah Institut Manajemen Prasetiya.
Pada tahun 1987, Kwik Kian Gie berbareng Djoenaedi Joesoef dan Kaharuddin Ongko mendirikan Institut Bisnis Indonesia (IBI), nan sekarang dikenal sebagai Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (Kwik Kian Gie School of Business alias Universitas Kwik Kian Gie).
5. Kedekatan dan Penghormatan Terhadap Pluralisme
Sebelum diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Kwiek memang mempunyai kedekatan dengan Gus Dur. Kedekatan ini terjalin melalui obrolan dan pandangan nan sejalan, nan berujung pada pengangkatannya sebagai menteri di era kepemimpinan Gus Dur. Kisah ini diungkapkan Kwik dalam aktivitas Haul Ke-9 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang.
Kwik Kian Gie mengakui bahwa dia mengenal Gus Dur cukup dekat dan sering berganti pikiran melalui diskusi-diskusi. Kedekatan ini sudah terjalin lama sebelum keduanya aktif di bagian politik. Selain itu, mereka juga mempunyai kegemaran nan sama, ialah mendengarkan musik orkestra, khususnya simfoni nomor 9 nan sangat disukai Gus Dur.
Dalam perjalanan politiknya, Kwik Kian Gie dan Gus Dur pernah menjadi personil Badan Pekerja MPR pada tahun 1987. Kwik sering memberikan briefing kepada Gus Dur mengenai hal-hal krusial nan didiskusikan dalam rapat, lantaran Gus Dur tidak selalu datang di setiap rapat.
Kwik Kian Gie menyaksikan sendiri gimana Gus Dur sebagai pejuang pluralis menerima permintaan organisasi Konghucu untuk mengakui Konghucu sebagai kepercayaan di Indonesia. Gus Dur menyatakan bahwa jika sekelompok orang meyakini nilai-nilai moralitas nan baik sebagai agama, maka bagi golongan itu adalah agama.
Selama mendampingi Gus Dur dalam perjalanan ke luar negeri, Kwik merasakan kebesaran Gus Dur. Gus Dur dihormati tidak hanya sebagai seorang presiden, tetapi juga sebagai seorang humanis, universalis, dan pluralis.
Menurut Kwik, tidak pernah ada presiden sebelumnya dan sesudahnya nan mempunyai penasihat-penasihat internasional nan secara sungguh-sungguh memberikan nasihatnya.
Kwik Kian Gie mengaku sangat kaget ketika diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri oleh Gus Dur. Ia merasa terkejut lantaran dirinya adalah keturunan Tionghoa nan tidak mengganti nama dan beristri orang Belanda. Pengangkatan ini terjadi setelah pelantikan Megawati sebagai wakil presiden pada tahun 1999.
Setelah aktivitas pelantikan, Kwik dihampiri ajudan Gus Dur dan diminta menuju Wisma Negara di Istana Merdeka. Di sana, Gus Dur menyatakan bahwa dalam membentuk kabinet, dia tidak bakal menggunakan kewenangan prerogatifnya secara mutlak, selain untuk dua kedudukan menteri: Menteri Agama dan Menteri Luar Negeri.
Para ketua partai politik dipersilakan mengusulkan usulan nama calon menteri dalam sampulsurat tertutup. Namun, setelah mendengar usulan Wiranto nan tidak mencantumkan Menko Kesejahteraan Rakyat, Gus Dur langsung menggunakan kewenangan prerogatifnya untuk menentukan Wiranto sebagai Menko Polkam dan Kwik Kian Gie sebagai Menko Ekuin.
Kwik Kian Gie menjabat sebagai Menko Ekuin dari tahun 1999 hingga 2000. Menurutnya, Gus Dur mempunyai pandangan tentang pentingnya peran negara dalam mewujudkan keadilan ekonomi.
Dilansir merdeka.com, keputusan-keputusan Gus Dur seringkali muncul secara spontan, mencerminkan karakter kepemimpinannya nan unik.