4 Pertanyaan Penentu Hubungan Anda Dan Pasangan Langgeng Atau Tidak

Sedang Trending 4 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Setiap pasangan tentu mengharapkan hubungan nan langgeng dan melangkah mulus. Meski begitu, Anda tidak bisa menganggap bahwa apa nan diinginkan dari pasangan adalah sama dengan kemauan Anda. Selain mengenal pasangan lebih dalam, komunikasi nan baik juga dapat membikin hubungan dengan pasangan menjadi langgeng.

Psikolog Mark Travers mengatakan, ada beberapa pertanyaan nan bisa mengukur seberapa kuat hubungan Anda dengan pasangan. Jika semua jawaban Anda adalah "ya", kemungkinan besar Anda berada di posisi nan tepat.

Lantas apa sajakah itu? Berikut adalah empat pertanyaan sederhana nan dapat menentukan kelanggengan hubungan Anda melansir CNBC Make It, Senin (17/3/2025).

1. Jika Anda bukan pasangan, apakah Anda tetap bakal menjadi kawan dekat?
Setiap hubungan nan sehat kudu didasarkan pada persahabatan. Bayangkan pasangan Anda hanya sebagai teman, apakah Anda tetap mau menghabiskan waktu berbareng mereka, tertawa bersama, dan meminta support dari mereka?

Pasangan nan menjawab "ya" untuk perihal ini memahami bahwa hubungan memerlukan lebih dari sekadar antusiasme dan komitmen. Penelitian apalagi menunjukkan bahwa jika Anda menyukai pasangan Anda sebagai pribadi, ikatan Anda bakal jauh lebih susah untuk diputus.

Di sisi lain, beberapa pasangan tetap berbareng lantaran kebiasaan, takut memulai kembali alias lantaran mereka merasa telah berinvestasi terlalu banyak dalam hubungan untuk melepaskannya. Inilah nan membikin orang-orang tetap berada dalam hubungan nan tidak senang selama bertahun-tahun.

2. Apakah Anda menyukai diri Anda sendiri saat berbareng pasangan Anda?
Pasangan hidup Anda kudu mengeluarkan nan terbaik dari diri Anda. Apakah kehadiran mereka dalam hidup Anda membikin Anda merasa didukung, dicintai, dan terinspirasi untuk berkembang? Atau apakah Anda merasa terkekang, direndahkan, dan diabaikan?

Hubungan nan betul-betul dahsyat sering kali mencerminkan apa nan disebut "Efek Michelangelo." Sama seperti seniman nan membentuk batu mentah menjadi patung nan menakjubkan, pasangan nan sehat bakal memahat satu sama lain menjadi jenis diri mereka nan lebih baik. Mereka mendorong tujuan Anda, menyemangati keberhasilan Anda, dan mengingatkan Anda tentang nilai Anda apalagi di hari-hari nan sulit.

Hubungan nan tidak sehat dapat mempunyai pengaruh sebaliknya. Jika berada di dekat pasangan membikin Anda merasa kecil, dikritik, alias tidak percaya pada diri sendiri, ada baiknya Anda merenungkan alasannya. Perasaan Anda saat berada di dekat pasangan sering kali menjadi salah satu petunjuk terbesar tentang seberapa sehat hubungan Anda.

3. Jika Anda tahu bahwa pasangan Anda tidak bakal pernah berubah, apakah Anda tetap mau bersamanya?
Manusia tidak ada nan sempurna, tetapi mengabaikan kekurangan bukanlah inti dari cinta. Sebaliknya, kita semua kudu belajar bahwa ketidaksempurnaan tersebut bukanlah nan menentukan pasangan Anda, maupun hubungan Anda.

Pasangan dalam hubungan nan sehat tidak berjuntai pada khayalan tentang gimana orang lain dapat berubah tapi mereka berfokus untuk saling mencintai sebagaimana adanya mereka saat ini.

Hal ini bukan berfaedah Anda kudu menoleransi alias menormalisasi perilaku nan tidak sehat. Namun, ini berfaedah menerima kesalahan mini dan ketidaksempurnaan nan membikin pasangan Anda menjadi manusia, seperti lupa mengambil kaus kaki sesekali alias menceritakan lelucon nan sama berulang-ulang.

Jika Anda dapat dengan tulus mengatakan bahwa Anda bakal memilih pasangan Anda jika mereka tetap seperti apa adanya, dengan segala kekurangannya, maka kemungkinan besar Anda telah membangun hubungan nan dapat memperkuat lama.

4. Ketika Anda mempunyai berita baik, apakah pasangan Anda adalah orang pertama nan mau Anda beri tahu?
Salah satu tanda paling jelas dari hubungan nan kuat adalah bahwa pasangan Anda tidak hanya ada di saat-saat susah tapi mereka juga orang nan Anda andalkan untuk berbagi kemenangan Anda.

Ketika Anda mendapatkan berita baik, apakah Anda langsung menelepon mereka alias tidak? Apakah Anda mau merayakan keberhasilan Anda bersama?

Psikolog menyebutnya kapitalisasi dan penelitian menunjukkan bahwa pasangan nan secara aktif berbagi dan merayakan berita baik satu sama lain condong mempunyai hubungan nan lebih kuat dan lebih bahagia. Hal ini membangun rasa kemitraan dan persahabatan nan memperkuat bahwa kegembiraan Anda adalah kegembiraan mereka juga.


(miq/miq)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Kecantikan Indonesia Melesat, Ternyata Ini Faktornya!

Next Article Daftar 5 Kebiasaan Sederhana nan Bisa Bikin Pasangan Makin Sayang

Selengkapnya