ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Masyarakat tampaknya tetap kudu berhati-hati dalam memilih takjil Ramadan. Pasalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) tetap menemukan jajanan nan mengandung bahan berbahaya.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan bahan-bahan rawan ini ditemukan saat pihaknya melakukan pengecekan di pasar-pasar takjil seluruh Indonesia. BPOM melakukan inspeksi mendadak (sidak) dengan dua metode, ialah random sampling alias beli random dan intelijen ialah turun lapangan tanpa seragam resmi.
"Paling banyak ditemukan ada nan (mengandung) boraks, formalin, rhodamin B, methanyl yellow," kata Ikrar saat ditemui di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjadi Peningkatan Temuan Takjil Berbahaya
BPOM telah melakukan sidak sejak 24 Februari lalu. Hingga minggu kedua Ramadan ini, Ikrar mengatakan adanya peningkatan temuan jajanan nan rawan di beberapa daerah.
"Kami sudah ada temuan (takjil mengandung bahan berbahaya). Tapi kami belum umumkan. Ada di beberapa tempat, baik di Jakarta, nan jelas sekarang mengalami peningkatan di beberapa daerah," katanya.
Ikrar menambahkan, pihaknya bakal terus melakukan pengecekan ke lapangan selama Ramadan, sehingga masyarakat bisa lebih tenang dalam memilih takjil untuk berbuka puasa.
"Tanggal 21 Maret kelak hasilnya kami umumkan, tetapi nan jelas di beberapa tempat kami ada temukan dan telah melakukan penindakan," kata Ikrar.
NEXT: Ciri-ciri Makanan Mengandung Bahan Berbahaya
Makanan nan mengandung bahan rawan memang agak susah untuk diidentifikasi dengan mata telanjang. Namun, BPOM memberikan beberapa tips sederhana nan bisa digunakan masyarakat untuk mendeteksi sendiri sebelum membeli.
Formalin biasanya ditemukan di mie basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam segar. Ciri-ciri nan mudah dikenali adalah tidak lengket, tidak mudah hancur, lebih mengkilap, dan tidak dihinggapi lalat.
Boraks sering ditemukan di jajanan seperti cilok, bakso, lontong, hingga kerupuk rambak. Ciri-ciri nan mudah dikenali adalah makanan teksturnya kenyal, tidak lengket, dan tidak mudah putus.
Sementara makanan nan mengandung rhodamin B dan methanyl yellow ialah pewarna tekstil biasanya mempunyai warna nan lebih mencolok. Warna merah mencolok untuk rhodamin B dan kuning mencolok untuk methanyl yellow. Selain itu, banyak memberikan titik-titik warna nan tidak merata.
BPOM Langsung Menyita Makanan
Ikrar mengatakan, saat tim BPOM menemukan adanya makanan alias takjil nan mengandung bahan berbahaya, mereka bakal langsung menyita di hari itu juga setelah makanan tersebut dipastikan mengandung bahan rawan setelah uji laboratorium.
"Kami punya laboratorium berjalan, kami tes satu persatu. Kalau ditemukan bahan berbahaya, kami sampai ke penjual 'pak, bu, ini mengandung ini, jangan dijual'. Begitu langkah kami," kata Ikrar.
Menyadari para penjual biasanya merupakan UMKM kecil, Ikrar menambahkan, BPOM bakal memborong dagangan nan mengandung bahan rawan dan memastikan ke penjual untuk tidak menjajakan takjil nan sama keesokan harinya.
Simak Video "Video: BPOM dan Pemkot Jakarta Pusat Sidak Sentra Takjil Benhil"
[Gambas:Video 20detik]