2 Rt Di Kuningan Jakarta Selatan Masih Terendam Banjir Pagi Ini

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jakarta, melaporkan sebanyak 2 RT di wilayah Kuningan Barat, Jakarta Selatan tetap terendam banjir hingga Rabu 14 Mei 2025 pukul 05.55 WIB. Adapun ketinggian banjir bervariasi. 

"Jumlah RT terdampak banjir (sebanyak) 2 RT," demikian seperti dikutiop dari laman BPBD Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Adapun info wilayah terdampak banjir sebagai berikut:

1. Lokasi: RT 006/RW 005, Kelurahan Kuningan Barat

Tinggi Genangan: 50.00 cm

2. Lokasi: RT 008/RW 005, Kelurahan Kuningan Barat

Tinggi Genangan: 45.00 cm.

Adapun penyebabnya lantaran curah hujan tinggi, serta luapan Kali Mampang dan Krukut

BPBD Jakarta tetap mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfaedah dengan baik berbareng dengan para lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

"Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," demikian seperti dilansir.

BPBD Jakarta juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.

"Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini cuma-cuma dan beraksi selama 24 jam non-stop," jelasnya.

Musim Kemarau tapi Hujan? BMKG Jelaskan Anomali Cuaca Mei 2025

Fenomena alam nan tak biasa terjadi di Indonesia. Di tengah prediksi musim tandus 2025 nan dimulai April hingga Juni, beberapa wilayah justru diguyur hujan deras di bulan Mei. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan mengenai anomali cuaca ini. Hujan deras nan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia di bulan Mei, nan semestinya sudah memasuki musim kemarau, menimbulkan pertanyaan besar. BMKG memberikan penjelasan ilmiah mengenai kejadian ini.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan bahwa bulan Mei tetap merupakan masa peralihan musim alias pancaroba. "Bulan Mei ini secara umum tetap berada dalam masa peralihan musim dari hujan ke kemarau. Ditandai dengan cuaca panas pada pagi dan siang hari serta potensi hujan di sore alias malam hari," jelas Andri dikutip, Jumat (9/5/2025).

Kejadian hujan deras di tengah musim tandus ini, menurut BMKG, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah dinamika atmosfer nan kompleks. Selain itu, keberadaan bibit siklon 92S nan terpantau sejak 2 Mei 2025 juga berkedudukan krusial dalam memicu hujan lebat di beberapa daerah, khususnya di Jabodetabek.

Dinamika Atmosfer dan Bibit Siklon 92S

Andri menambahkan, bibit siklon 92S nan bergerak ke arah barat dan barat daya memicu pertemuan massa udara (konvergensi). Pertemuan massa udara ini, ditambah dengan aspek angin, menyebabkan intensitas hujan nan tinggi di beberapa wilayah. "Yang paling dominan adalah keberadaan bibit siklon 92S nan mulai terpantau sejak 2 Mei 2025 pukul 13.00 WIB di sekitar perairan Jawa Tengah," tambah Andri.

Selain itu, aspek angin nan membawa massa udara lembap juga berkontribusi pada tingginya curah hujan. Bahkan, petir juga ikut berkedudukan dalam meningkatkan intensitas hujan di sejumlah pulau di Jawa. Kondisi ini juga berakibat pada peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut di Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Bali.

BMKG mencatat, pada 4 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, bibit siklon 92S sudah tidak terpantau secara aktif. Namun, pola tekanan rendah nan sebelumnya terisolasi dengan sistem tersebut tetap terdeteksi. BMKG terus memantau perkembangannya dan menganalisis potensi dampaknya terhadap pola cuaca dalam beberapa hari ke depan.

Selengkapnya