1.967 Cpns Mengundurkan Diri, Ketua Dpr: negara Kehilangan Potensi Sdm Berkualitas

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan mundurnya 1.967 orang calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2024 menjadi sinyal proses bahwa rekrutmen aparatur sipil negara perlu dievaluasi secara menyeluruh.

Menurut Puan, proses rekrutmen CPNS tidak boleh hanya berkarakter administratif, tetapi kudu ada pertimbangan menyeluruh dengan perencanaan matang dan pendekatan nan lebih strategis, mulai dari penyusunan susunan hingga penempatan akhir.

"Kalau tidak, kita bakal terus menghadapi persoalan seperti ini," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Menurut Puan, tingginya jumlah CPNS nan mengundurkan diri bukan merupakan kejadian biasa, melainkan parameter nan menunjukkan bahwa sistem nan ada belum bisa menjawab ekspektasi dan kebutuhan generasi muda.

Dia menilai ada aspek kelemahan perencanaan dalam rekrutmen nan menyebabkan ketidaksesuaian antara minat peserta dan posisi nan ditawarkan. Jika ini tidak diperbaiki, negara bakal kehilangan sumber daya manusia (SDM) nan berkualitas.

"Negara bisa kehilangan potensi sumber daya manusia nan berbobot untuk memperkuat pelayanan publik. Ini tantangan nyata bagi kita semua," katanya.

Dia pun mendorong Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk melakukan reformasi dalam proses rekrutmen ASN.

Menurut dia, rekrutmen itu perlu memperhatikan sejumlah aspek penting, mulai dari transparansi info sejak awal seleksi, sistem penempatan berbasis minat dan kompetensi, serta pemberian insentif dan agunan pekerjaan nan adil.

Penjelasan BKN Soal Ribuan CPNS Mundur

Badan Kepegawaian Negara (BKN) melaporkan, ada sebanyak 1.967 orang lulusan seleksi calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2024 yang mengundurkan diri. Alasannya beragam, mulai dari hasil optimasi hingga merasa penghasilan sebagai PNS sedikit.

Secara nasional, Kepala BKN Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan, total semustinya ada 16.167 susunan CPNS 2024 nan kosong. Namun lantaran langkah optimalisasi, setidaknya hanya 12 persen dari jumlah tersebut nan tidak terisi.

"Setelah diisi dengan optimasi ada 1.967 nan mengundurkan diri, 12 persen. Alhamdulillah tetap ada 88 persen nan tadinya kosong menjadi terisi," kata Zudan dalam rapat berbareng Komisi II DPR RI, Selasa (22/4/2025).

Adapun optimasi merupakan kebijakan nan dibuat oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), untuk memitigasi agar tidak terjadi kekosongan formasi. Dengan langkah menarik peserta CPNS 2024 dengan nilai tertinggi mendekati kuota kelulusan, untuk mengisi susunan nan tak terisi.

"Misalnya, di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Dikti ini sebagian besar dosen. Misalnya mendaftar pada pengajar sosiologi di Universitas Negeri Jember. Formasinya 2, nan berkepentingan ranking 3 dan 4. Maka dia tidak lulus," papar Zudan.

"Kemudian di Universitas Nusa Cendana ada bidang Sosiologi, nan melamar tidak ada. Maka 2 orang nilai terbaik secara sistem dikirim ke Nusa Cendana. Jadi menjadi lulus lantaran susunan di Universitas Nusa Cendana kosong," terangnya.

Alasan CPNS Mundur

Kementerian PANRB telah membikin kebijakan agar optimasi susunan kosong tersebut bisa diterapkan pada satu lembaga nan sama. Sayangnya, itu belum bisa menutup adanya kekosongan susunan di CPNS 2024.

"Karena Kemdiktisaintek kampusnya banyak dan tersebar di seluruh Indonesia, maka hambatan terbesar adalah jauh dari domisilinya. Tapi sebenarnya bisa diterima dulu, 5 tahun kemudian pindah itu bisa diatur oleh kementeriannya," ungkap Zudan seraya mencontohkan.

Tak hanya lantaran optimalisasi, Zudan menyebut ada beberapa argumen lain nan membikin beberapa peserta lolos seleksi mundur dari CPNS 2024. Semisal tidak mendapat izin dari keluarga, lampau lantaran masalah kesehatan orang tua.

"Kemudian sedang S2 dan S3 di tempat lain, terkendala kondisi kesehatan, kemudian dia merasa salah memilih formasi. Kemudian merasa penghasilannya jika jadi PNS itu sedikit," kata Zudan.

Infografis

Selengkapnya