ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Presiden Xi Jinping mengadakan pertemuan mendadak dengan beberapa tokoh besar di sektor teknologi China, salah satunya pendiri Alibaba, Jack Ma. Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek, juga turut datang dalam pertemuan tersebut.
Xi mengadakan pertemuan di Aula Besar Rakyat, tempat nan sama dengan nan dia gunakan pada 2018 untuk pertemuan serupa selama perang jual beli pada masa pemerintahan pertama Presiden AS Donald Trump.
Pernyataan Xi, nan dirangkum oleh media pemerintah, menekankan kesinambungan dalam strategi pembangunan ekonomi China. Namun, dia juga mengatakan bahwa upaya swasta mempunyai prospek nan luas untuk menciptakan kekayaan dan peluang.
Pertemuan tersebut berkarakter mendesak ini dilakukan untuk menunjukkan kesungguhan mereka dalam kekuatan model upaya dan pasar China.
Ini menjadi sebuah langkah perubahan dalam pendekatan Beijing terhadap raksasa teknologinya. Biasa mereka mempunyai patokan ketat bagi perusahaan teknologi, namun sekarang sepertinya agak dilonggarkan.
Menurt XI, pemerintahan China dan skala pasarnya memberikan untung inheren dalam mengembangkan industri-industri baru.
"Ini adalah waktu nan tepat bagi kebanyakan upaya dan pengusaha swasta untuk menunjukkan kelebihan mereka," katanya seperti dikutip dalam pidato nan disebut media pemerintah sebagai 'pidato penting'.
Menurut para analis, perihal tersebut mencerminkan kekhawatiran para kreator kebijakan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi dan upaya Amerika Serikat untuk membatasi perkembangan teknologi China.
"Ini adalah bukti bahwa pemerintah China memerlukan perusahaan-perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologinya dengan Amerika Serikat," kata Christopher Beddor, wakil kepala riset Tiongkok di Gavekal Dragonomics Hong Kong, dikutip dari Reuters, Selasa (18/2/2025).
"Pemerintah tidak punya pilihan selain mendukung mereka jika mau bersaing dengan Amerika Serikat," imbuhnya.
Sektor swasta di China, nan bersaing dengan perusahaan-perusahaan milik negara, menyumbang lebih dari separuh pendapatan pajak. Menurut perkiraan analis, sektor swasta menyumbang lebih dari 60% output ekonomi, dan 70% penemuan teknologi.
Kebijakan nan ditetapkan AS membikin lebih banyak tekanan pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di bumi itu. Padahal sebelumnya, China juga sudah terguncang oleh lemahnya konsumsi domestik dan krisis utang nan menggoyahkan sektor properti.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Siapkan Dana Kekayaan Negara untuk Akuisisi TikTok
Next Article Alibaba Sengsara Ditinggal Jack Ma, Ini Kasus Terbarunya