ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pemakaian nan mudah, praktis, dan proses pengunduhan nan dapat dilakukan secara cuma-cuma merupakan beberapa argumen utama kenapa WA menjadi aplikasi berkirim pesan instan paling terkenal di Indonesia dan dunia. Menurut Business of Apps, jumlah pengguna aplikasi buatan Brian Acton dan Jan Koum ini setiap tahun terus naik.
Saat ini, tercatat 2,5 miliar orang di lebih dari 100 negara memakai WhatsApp. Mereka menggunakannya sebagai perangkat komunikasi pribadi, bisnis, hingga media penyebaran pesan jasa publik.
Beberapa fitur user friendly nan kerap digunakan pengguna aktif WA di antaranya pengiriman pesan teks dan audio, panggilan video pribadi maupun grup, hingga pengiriman titik letak nan akurat.
Perlindungan Privasi dan Data Pengguna
Demi keamanan penggunanya, WA menyiapkan beragam fitur keamanan seperti enkripsi end-to-end, verifikasi dua langkah dengan PIN tambahan, serta verifikasi perangkat dengan sistem keamanan kriptografi untuk mencegah akses terlarangan seperti malware alias kloning akun.
Tak hanya itu, WA juga mempunyai fitur-fitur kontrol privasi, pemblokiran dan pelaporan, perlindungan dari spam dan hoaks, opsi enkripsi persediaan chat di Cloud, serta notifikasi keamanan otomatis jika kode keamanan kontak pengguna tiba-tiba berubah.
Meski telah terlindung oleh beragam fitur keamanan tersebut, tetap ada akibat akun WA mengalami peretasan, penyadapan, alias pembajakan. Modus kejahatan siber ini dilakukan para hackers alias peretas di tingkat lokal hingga internasional.
Bila pengguna tidak waspada, akun alias nomor WA bisa jadi sasaran lembek tindakan pencurian data, pencurian identitas, penipuan, hingga pengurasan duit melalui pembobolan rekening tabungan di ponsel.
Tanda Peretasan Akun WhatsApp
Sebagai pengguna aplikasi nan bertanggung jawab, pengguna WA wajib mengenali ciri-ciri akun nan telah mengalami peretasan. Berikut tanda-tandanya.
-Menerima OTP Asing
One Time Password (OTP) adalah kode enam nomor nan dikirim melalui SMS untuk mengakses WhatsApp. Ketika ada pesan berisi nomor OTP tiba-tiba masuk, ini menandakan ada pihak luar nan berupaya masuk dan mengakses akun WhatsApp.
-Keluar dari WhatsApp
WhatsApp nan tiba-tiba keluar alias log out sendiri menandakan ada perangkat lain nan mencoba masuk ke akun. Pengguna kudu segera mengecek daftar perangkat lain dengan menekan ikon tiga titik pada aplikasi, lampau memilih WA Web.
-Pesan Terbaca alias Terkirim Sendiri
Pesan terbaca alias tiba-tiba terkirim sendiri tanpa sepengetahuan pengguna.
-Melakukan panggilan telepon
WhatsApp tiba-tiba melakukan alias tercatat telah melakukan panggilan telepon sendiri.
-Status WA Misterius
Status WA tiba-tiba berubah tanpa sepengetahuan pengguna.
Terlanjur Diretas? Lakukan Hal Ini!
Pengguna sebaiknya tidak panik jika menyadari akun WhatsApp-nya telah mengalami peretasan. Berikut langkah nan bisa dilakukan.
-Lapor ke WhatsApp
Nonaktifkan akun dan jelaskan kronologi kejadian melalui email ke [email protected] dengan keyword "Lost/stolen: please deactivate my account" di badan email. Pengguna biasanya mendapat waktu 30 hari untuk proses pengaktifan kembali akun sebelum WA terhapus selamanya.
-Log in Ulang
Segera keluar dari akun dan lakukan uninstall WhatsApp. Lalu, install ulang aplikasi dan masuk dengan menggunakan nomor nan terdaftar sebelumnya agar bisa menerima kode OTP.
-Kunci Layar Akun WhatsApp
Cara ini hanya bisa dilakukan oleh pemakai Android. Untuk mengaktifkannya, tekan Pengaturan, lampau Privasi. Kemudian pilih opsi Kunci Layar dan Pindai sidik jari.
-Cek WA Web
Dilakukan untuk mengetahui apakah ada perangkat tidak dikenal nan terhubung dengan akun melalui WA Web. Jika ada, segera hapus alias keluarkan perangkat tersebut dengan menekan opsi tiga titik, lampau klik WA Web. Dengan begitu, terlihat daftar perangkat nan terhubung dengan akun WA sehingga pengguna bisa memilih opsi Keluar dari semua perangkat.
Hindari Peretasan dengan Cara Ini
Supaya peretasan tidak kembali terjadi, pengguna WA bisa mencegah kemungkinan terjadinya peretasan alias penyadapan kembali dengan mengaktifkan fitur Two-Step Verification alias two-factor authentication (2FA). Pemanfaatan fitur ini bakal memperkecil kemungkinan akun WA diakses pihak lain lantaran pengguna mengaktifkan dua langkah autentikasi dan verifikasi ganda.
Selain itu, pengguna juga bisa menambahkan sistem keamanan dengan menggunakan autentikasi biometrik (sidik jari alias wajah) guna meningkatkan keamanan secara berlapis.
Cara pengaktifan fitur 2FA ini mudah. Pengguna tinggal menekan opsi tiga titik untuk masuk ke Settings. Lalu pilih Account, tekan Two-Step Verification, dan pilih Enable. Selanjutnya pengguna tinggal memasukkan enam kode dan tidak lupa memasukkan alamat email.
Selain menggunakan dan mengaktifkan Two-Step Verification pengguna juga kudu senantiasa berhati-hati terhadap upaya social engineering alias phising nan dilakukan pihak tidak bertanggung jawab dengan mengirim tautan asing, file tiruan dan mencurigakan nan berisi malware sehingga akun dapat diambil alih.
Pastikan juga tidak memberikan kode OTP kepada siapa pun. Hindari juga mengunduh dan menggunakan aplikasi modifikasi nan tidak resmi nan sering mengandung malware alias spyware (backdoor) nan memungkinkan peretas mengambil alih akun dan mencuri data.
Peretasan WA adalah tindakan pidana nan melanggar UU ITE dan UU PDP. Korban dapat melapor kepada pihak berwenang. WA mempunyai sistem end-to-end encryption, sehingga peretasan skala besar susah dilakukan tanpa kelalaian pengguna.
Keamanan digital adalah tanggung jawab bersama. Sebagai pengguna jasa digital, OTT, dan media sosial bukan menjadi pihak nan membuka ruang peretasan lantaran kelalaian diri sendiri.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Marak Pencurian Data, Begini Solusi Keamanan Super Canggih AMD
Next Article Waspada, Kenali Tanda WA Disadap dari Jarak Jauh