ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Penjualan emas batangan dan koin bentuk di Singapura telah melonjak dalam empat bulan pertama tahun ini.
Melansir Channel News Asia (CNA) pada Minggu (11/5/2025), pada kuartal pertama, penduduk Singapura membeli 2,5 ton emas batangan, peningkatan 35% dibandingkan dengan periode nan sama tahun lalu. Ini juga merupakan lonjakan tahunan terbesar sejak 2010.
Meskipun nilai spot logam mulia menembus US$3.000 (Rp49,5 juta) pada Maret dan melonjak ke US$3.500 (Rp57,8 juta) kurang dari dua bulan kemudian, pembeli tampaknya tidak terhalang dan penjualan tetap melangkah kuat.
Analis mengatakan sebagian dari kemauan untuk membeli emas adalah lantaran lindung nilai terhadap akibat ekonomi, lantaran meningkatnya ketidakpastian dunia mendorong penanammodal untuk mencari aset safe haven.
Gregor Gregersen, pendiri The Reserve - brankas berkapasitas tinggi untuk menyimpan emas dan perak di Changi - mengatakan beberapa pengguna dengan kekayaan bersih sangat tinggi beranjak ke emas fisik.
"(Mereka) membeli, katakanlah, emas senilai SG$60 juta hingga SG$70 juta. (Beberapa) pengguna melakukannya lantaran mereka mau mewujudkan emas tersebut. Mereka mungkin mempunyai posisi besar dalam corak surat berbobot dan mereka semakin cemas tentang apa nan mungkin terjadi," katanya.
"Mereka berkata, 'Saya lebih suka... mendapatkan emas fisik, menaruhnya di tempat nan aman, dan pada dasarnya mengurangi akibat saya'."
Shaokai Fan, kepala World Gold Council untuk Asia-Pasifik dan bank sentral, mengatakan emas telah membuktikan ketahanannya selama periode ketidakstabilan.
"Ini juga merupakan aset nan relatif likuid, jadi saya pikir itulah nan menyebabkan banyak penanammodal tetap berinvestasi dalam emas meskipun harganya relatif tinggi," katanya.
Ia menambahkan ada kekhawatiran nan berkembang tentang masa depan aset safe haven tradisional seperti dolar Amerika Serikat dan US Treasury.
"Ketika Anda tidak mempunyai aset safe haven tersebut, Anda hanya mempunyai beberapa aset lainnya ... (seperti) obligasi pemerintah dan emas. Banyak penanammodal telah ... beranjak ke emas sebagai langkah untuk mempersiapkan diri menghadapi bumi nan tidak pasti," katanya.
Namun, tidak semua aset emas dibeli. Permintaan perhiasan emas turun 20% per tahun pada kuartal pertama, sebagian lantaran kondisi nilai nan tinggi.
Pedagang emas mengatakan perhiasan condong lebih mahal lantaran ada biaya tenaga kerja nan terlibat dalam pembuatan perhiasan. Perhiasan juga dikenakan pajak peralatan dan jasa (GST), tidak seperti emas batangan berkelas investasi.
Sementara analis mengatakan bahwa dengan meningkatnya volatilitas di dunia, perburuan emas tampaknya bakal terus bersambung dalam jangka menengah hingga panjang.
(tfa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Bikin Huru-Hara, Duit Warga RI Lari ke Emas?
Next Article Sebelum Investasi Emas, Perhatikan Empat Informasi Penting Ini