Warga As Kehilangan Rp270 T Imbas Penipuan Selama 2024

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Warga Amerika Serikat kehilangan US$16,6 miliar (sekitar Rp270 triliun) akibat kasus penipuan sepanjang 2024. Menurut laporan Biro Investigasi Federal AS (FBI), golongan lansia menjadi korban paling banyak terkena penipuan.

Kelompok usia lanjut mengalami kerugian sebesar US$4,8 miliar, menyumbang porsi besar dari total kerugian nasional. Jumlah total kerugian imbas penipuan ini meningkat 33% dibandingkan pada 2023.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap nomor dalam laporan ini mewakili seseorang nan nyata, seorang korban nan kepercayaannya dikhianati, keamanan finansialnya terganggu, dan suaranya layak didengar," kata kepala bagian Investigasi Kriminal FBI, Christopher Delzotto, dalam konvensi pers pada Rabu (23/4) nan dikutip oleh ABC News.

Laporan FBI tersebut menyoroti bahwa penipuan investasi bodong menjadi nan paling banyak terjadi dalam kasus penipuan sepanjang tahun 2024.

Skema ini biasanya memancing korban untuk menanamkan duit dalam proyek saham, obligasi, properti, alias aset lain dengan janji imbal hasil nan sangat tinggi dan tidak realistis. Dalam lima tahun terakhir, total kerugian dari penipuan investasi mencapai US$50,5 miliar.

FBI menerima sekitar 836.000 laporan penipuan siber setiap tahunnya, dengan korban biasanya kehilangan minimal US$20.000, menurut laporan tersebut.

Dikutip instansi buletin Anadolu, sepanjang 2024 saja, terdapat 47.919 pengaduan mengenai penipuan investasi, dengan total kerugian nyaris US$6 miliar. Penipuan dengan modus penyamaran sebagai pelaksana perusahaan alias rekan kerja melalui email untuk meminta duit alias kartu bingkisan juga menyumbang kerugian sebesar US$2 miliar.

Modus penipuan support teknis (tech support), di mana pelaku meyakinkan korban bahwa perangkat mereka bermasalah, meraup lebih dari US$1 miliar. Sementara penipuan berupa pesan teks tiruan soal denda tol nan belum dibayar menghasilkan lebih dari 59.000 laporan dengan kerugian nyaris US$130.000.

Penipuan darurat, di mana pelaku menyamar sebagai kerabat nan sedang mengalami masalah mendesak, menyebabkan kerugian sebesar US$2,7 juta. Korban dengan usia 50 hingga 59 tahun menempati posisi kedua setelah lansia dalam perihal total kerugian, dengan nomor mencapai US$2,5 miliar.

Kasus penipuan dengan jumlah kerugian tertinggi terjadi di California, Texas, dan Florida mencatat jumlah kerugian tertinggi secara nasional.

Pejabat FBI menegaskan nomor kasus penipuan sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi dari nan tercatat di laporan, mengingat banyak korban enggan melapor lantaran rasa malu alias takut.

(rds/bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya