ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 12 Mei 2025 17:55 WIB

Jakarta, detikai.com --
Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina, mempertanyakan kehadiran penduduk sipil di letak aktivitas pemusnahan amunisi kedaluwarsa oleh TNI nan menyantap korban di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5).
Ledakan terjadi sekitar pukul 09.00-09.30 WIB saat TNI menggelar pemusnahan amunisi tidak layak alias kedaluwarsa di area pesisir nan disebut-sebut rutin digunakan untuk aktivitas serupa. Tragedi ini menewaskan 13 orang, nan terdiri dari 4 prajurit TNI dan 9 penduduk sipil.
"Saya justru mau konfirmasi kenapa masyarakat sipil ada di sana. Apakah ada laporan alias koordinasi sebelumnya?" ujar Luthfianisa saat diwawancarai detikai.com TV.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luthfianisa juga mengaku tidak mendapatkan info sebelumnya soal penyelenggaraan aktivitas tersebut.
"Kalau giatnya, jujur saya enggak dapat info mau digelar tanggal berapa," tambahnya.
Meski mengaku belum menggali info secara rinci, Luthfianisa menyampaikan bahwa menurut laporan Camat Cibalong, letak tersebut memang sudah dikenal sebagai tempat rutin untuk pemusnahan amunisi. Bahkan wilayah itu mendapat julukan "kampung peledak" lantaran kegiatannya nan berulang setiap tahun.
"Kalau sepengetahuan saya, di pinggir pantai itu lahannya milik TNI. Karena sudah menjadi lahan instansi, maka proses pemusnahan bisa dilakukan di sana," jelasnya.
Pihak TNI melalui Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menyebut aktivitas pemusnahan telah dilakukan sesuai prosedur. Ia mengatakan bahwa letak nan digunakan merupakan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Garut, nan memang selama ini dipakai untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
Sementara itu, RSUD Pameungpeuk menerima 13 korban dalam keadaan meninggal dunia.
"Untuk korban nan hidup, saat ini tidak ada nan dirawat. Semua korban nan datang ke RSUD sudah dalam keadaan meninggal," ujar Dokter Aziz Akhmad Muslim, perwakilan rumah sakit.
Aziz menyebut para korban mengalami luka bakar hingga 80 persen. Ia menegaskan bahwa proses identifikasi korban tetap berjalan bekerja sama dengan Tim DVI Polres Garut.
"Saat ini korban tetap berada di RSUD Pameungpeuk, tidak ada tambahan korban baru," pungkasnya.
(tst/mik)
[Gambas:Video CNN]