ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Komisi X DPR Memanggil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro. Salah satu agenda adalah penjelasan mengenai demo Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementerian tersebut.
Sayangnya, rapat berbareng Komisi X DPR selama tiga jam itu digelar secara tertutup. Bahkan, Satryo keluar dari pintu samping dan terkesan menghindari awak media.
Saat ditanyai soal isi rapat dan mengenai kasus demo ASN, Satryo hanya bungkam. Ia terus melangkah mengabaikan awak media dan segera memasuki mobilnya.
Sebelumnya diberitakan, Mendiktisaintek Satryo menyebut bahwa demonstrasi pegawai kementerian nan dipimpinnya adalah lantaran persoalan mutasi di lembaga tersebut.
Menurut Satryo, mutasi tersebut memang diperlukan lantaran adanya restrukturisasi di tubuh kementerian nan dipecah tiga sejak kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Demo itu mengenai kami nan sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran lantaran pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita mau benahi sesuai petunjuk presiden kudu irit dengan anggaran pemerintah," kata Satryo di Bandung, Senin 20 Januari 2025, seperti dilansir Antara.
Satryo menceritakan bahwa ada pihak-pihak nan tidak bersedia untuk dimutasi, nan disebutnya memicu demonstrasi di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta.
"Kita melakukan mutasi nan cukup besar, lantaran memang ada pihak nan tidak berkenan," ujar Mendiktisaintek.
Terkait dengan berita bahwa pegawai berdemonstrasi lantaran sikap Satryo nan dinilai pemarah dan suka menampar, seperti nan dituliskan dalam salah satu spanduk aksi, dia menampik dan menduga perihal tersebut demi mendapatkan perhatian publik.
"Enggak ada, tidak benar. Pendemo kan cari sesuatu nan menarik, intinya kita sedang bersih-bersih," ujarnya Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Alasan Komisi X Gelar Rapat Tertutup
Komisi X DPR RI menggelar rapat dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro di tengah polemik dengan pegawainya, Kamis (23/1/2025). Namun rapat tersebut digelar secara tertutup.
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengungkapkan argumen pihaknya menggelar rapat dengan Mendikti Saintek Satryo secara tertutup. Menurut dia, rapat digelar tertutup agar Satryo bisa blak-blakan kepada Komisi X DPR RI.
"Karena banyak perihal nan sebaiknya dibahas secara terbuka di internal. Kalau terbuka kan enggak jadi blak blakan," kata Hetifah kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis.
Dia berkilah digelarnya secara tertutup rapat bukan lantaran kasus Satryo nan tengah menjadi sorotan. Sebelumnya, kata dia, Komisi X DPR juga rapat berbareng Mendikdasmen secara tertutup.
"Kemarin dengan Mendikdasmen tertutup juga. Jadi dengan demikian kita bisa menerima info nan memang belum terbuka untuk publik dan sedang dilakukan lantaran belum jadi keputusan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan rapat dengan Mendiktisaintek Satryo nanti tidak hanya membahas soal polemik di Kemendiktisaintek nan tengah menjadi sorotan. "Beberapa perihal terutama aktivitas 2024-2025 dan rumor isu aktual," ungkapnya.
"Ini nan pertama di tahun 2025. Jadi pasti bakal banyak rumor nan dibahas. InsyaAllah nan publik mau ketahui," ucap anggota DPR dari Fraksi Golkar itu menandaskan.
Pimpinan DPR Minta Diungkap Transparan
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan, kisruh di Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) kudu diungkap secara transparan kepada publik.
Menurut Cucun, Komisi X DPR RI nan juga menjadi mitra kerja Kemendikti Saintek kudu menggelar rapat secara terbuka jika memang ada kemauan memanggil Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro. Pernyataan itu disampaikan merespons soal rencana rapat Komisi X DPR RI bakal digelar secara tertutup.
"Pasti, ya sebetulnya temen-temen Komisi X gak perlu juga membikin rapat sifatnya tertutup, publik kok udah tau, silakan saja buat rapat secara terbuka," kata Cucun di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Dengan rapat digelar terbuka, kata dia, maka publik bakal mengetahui apa nan sebenarnya terjadi di Kemendiktisaintek.
"Apa nan sebenarnya (terjadi) jika emang misalkan, ini bakal lebih baik buat pak menterinya jika emang rapatnya dibuka secara terbuka, sampaikan kepada publik," ujar Cucun.
"Kalau enggak ada (publikl nan menyanggah (keterangannya) berfaedah betul, dia enggak melakukan perihal seperti sekarang nan beredar di media," sambungnya.
Rapat terbuka juga diharapkan bisa membuktikan tentang apa nan diucapkan Mendikti Saintek. Karena belakangan ini Menteri Satryo membantah bahwa dirinya melakukan tindakan kekerasan, seperti berita nan beredar di media sosial.
"Saya berambisi rapatnya ini terbuka, publik juga mendengarkan gimana kelak bisa dilihat dari mimiknya, bahasa tubuhnya, pak menteri menjawab apa jika betul clear dia tidak melakukan itu kan lebih lezat buat pak menterinya juga, secara terbuka ke publik beliau udah menjelaskan," imbuh dia.