ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan potensi nilai upaya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai US$ 130 miliar alias Rp 2.194 triliun (kurs Rp 16.884) pada 2025. Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Rusmin Amin mengatakan, 99% upaya di Indonesia merupakan UMKM, dan 64,5% di antaranya dikelola perempuan.
"Berdasarkan data, 99% dari jumlah pelaku upaya di Indonesia adalah UMKM. Dengan perkiraan potensi nilai upaya nan dapat mencapai sekitar US$ 130 miliar di tahun 2025, dari total jumlah UMKM tersebut, sekitar 64,5% dikelola oleh perempuan," kata Rusmin saat membuka Gambir Trade Talk di Double Tree by Hilton Hotel Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Rusmin menyebut, pelaku upaya wanita ini sering menggeluti sektor-sektor, seperti fesyen, kuliner, kecantikan, dan kerajinan. Dengan begitu, dia menilai wanita mempunyai peran vital bagi perekonomian Indonesia nan berbasis partisipasi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam rumah tangga tidak terelakkan lagi peran krusial wanita. Namun di luar perihal tersebut, wanita mempunyai beragam peran sebagai pekerja, pengusaha, dan pemimpin nan turut serta dalam menggerakkan ekonomi negara," jelas Rusmin.
Untuk mendorong peran wanita dalam sektor perdagangan, Kementerian Perdagangan berbareng International Trade Center (ITC) telah melakukan pemetaan untuk mengidentifikasi kebijakan, undang-undang, maupun program nan mendorong partisipasi wanita dalam perekonomian dan perdagangan.
Pemetaan ini menilai enam pilar. Pertama, kebijakan perdagangan. Dua, lingkungan bisnis. Tiga, kerangka norma dan regulasi. Keempat, akses keterampilan. Lima, akses keuangan, keenam pekerjaan dan masyarakat.
"Hasil pemetaan menunjukkan bahwa tetap diperlukan dorongan lebih pemberdayaan wanita pada aspek kebijakan perdagangan. Pentingnya pemilihan info perdagangan berbasis kelamin perlu menjadi perhatian khusus. Mengingat perihal ini krusial untuk merumuskan kebijakan nan lebih responsif terhadap kebutuhan wanita pelaku usaha," imbuh dia.
Selain persoalan struktural seperti kebijakan dan data, Rusmin menyebut, para wanita pelaku upaya juga menghadapi beragam tantangan seperti peran dobel nan dijalankan, akses terbatas kepelatihan dan teknologi, halangan pendanaan, ketergantungan dalam mengambil keputusan, jebakan skala upaya kecil, serta pencatatan finansial nan belum tertib.
Kemendag berkomitmen untuk memperkuat peran wanita melalui reformasi kebijakan perdagangan, peningkatan representasi dalam kepemimpinan, ekspansi akses finansial, dan training berbasis digital.
"Kami juga melibatkan asosiasi wanita dalam konsultasi kebijakan, serta mendorong manajemen berbasis talenta nan lebih inklusif terhadap pegawai perempuan. Kita tahu, membangun ekosistem nan setara tidak mudah. Namun, dalam semangat Hari Kartini nan baru saja kita peringati, mari kita terus menyalakan harapan," jelas Rusmin.
(rea/ara)