Trump Tiba-tiba Mau Selamatkan China, Ini Alasannya

Sedang Trending 6 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Nasib TikTok di Amerika Serikat (AS) bakal ditentukan pada 19 Januari 2025. TikTok dikabarkan sudah mulai bersiap untuk menutup layanannya di negeri Paman Sam, sesuai dengan patokan nan diteken Presiden Joe Biden.

Kendati begitu, Donald Trump nan bakal dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025, dengan tegas menyatakan dukungannya agar TikTok tidak diblokir di AS. 

Penasihat keamanan nasional Trump nan baru mengatakan bahwa pemerintahan baru dari Partai Republik bakal tetap mempertahankan aplikasi media sosial nan digunakan oleh 170 juta penduduk AS.

Sebuah undang-undang nan disahkan pada April lampau mengamanatkan pemilik TikTok, ByteDance, untuk mendivestasikan aset-aset TikTok di AS kepada pembeli non-China, alias dilarang beraksi lantaran masalah keamanan nasional.

"Kami bakal mengambil langkah-langkah untuk mencegah TikTok menjadi 'gelap'," kata penasihat keamanan Trump, Mike Waltz, dikutip dari Reuters, Jumat (17/1/2025).

Ia menunjuk pada ketentuan dalam undang-undang nan memungkinkan perpanjangan 90 hari jika ada kemajuan menuju divestasi TikTok.

"Pada dasarnya, perihal ini memberikan waktu bagi Presiden Trump untuk menjaga TikTok tetap berjalan," kata Waltz, nan dipilih oleh Trump sebagai penasihat keamanan nasionalnya.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa pemerintahan Biden tidak berencana untuk memberlakukan larangan tersebut dua hari lagi dan menyerahkannya kepada pemerintahan Trump. Meskipun belum jelas apakah aplikasi tersebut bakal tetap bisa beraksi jika tidak ada perpanjangan resmi.

"Mengingat waktu pemberlakuannya pada akhir pekan liburan sehari sebelum pelantikan, maka terserah pada pemerintahan berikutnya untuk menerapkannya," kata pejabat tersebut.

Mahkamah Agung AS saat ini sedang memutuskan apakah bakal menegakkan norma dan mengizinkan TikTok dilarang pada Minggu 19 Januari jika tidak ada divestasi, membatalkan hukum, alias menundanya untuk memberikan lebih banyak waktu bagi para pengadil untuk membikin keputusan.

Pengadilan mengatakan bahwa mereka mungkin bakal mengeluarkan keputusan pada hari ini Jumat (17/1), tetapi seperti biasanya, tidak menyebut kasus mana nan bakal diputuskan.

Dukungan Trump agar TikTok tetap beraksi di AS berbeda 180 derajat dari sikapnya dulu. Trump pernah mendukung pelarangan TikTok pada masa kedudukan pertamanya sebagai Presiden AS. Ia kemudian mengubah pendiriannya tahun lalu.

Pergeseran sikap Trump terjadi setelah dia meyakini kampanyenya sebagai Presiden AS sukses lewat TikTok. Ia juga mendapat support dari pelaksana teknologi dan tawaran dari dermawan Partai Republik Jeff Yass, nan mempunyai saham besar di ByteDance.

Sebagai tanda mencairnya hubungan antara Trump dan TikTok, CEO aplikasi video ini, Shou Zi Chew, bakal menghadiri pelantikan presiden pada 20 Januari dan duduk di podium di antara para tamu undangan krusial lainnya, kata dua orang nan mengetahui perihal ini kepada Reuters.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gagal Uji Coba Ketujuh, Roket SpaceX Starship Elon Musk Meledak

Next Article AS Ancam Blokir, TikTok Klaim Bukan Aplikasi China

Selengkapnya