Trump Terang-terangan Gebuk China, Begini Nasib Penjualan Tiktok Ke As

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Kesepakatan untuk memisahkan alias spin off aset TikTok di AS ditunda, setelah China mengindikasikan tidak bakal menyetujui kesepakatan tersebut menyusul pengumuman tarif jual beli Presiden Donald Trump minggu ini. Hal itu diungkapkan dua sumber nan mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Pada hari Jumat, Trump telah memperpanjang tenggat waktu selama 75 hari bagi ByteDance untuk menjual aset aplikasi video pendek terkenal tersebut di AS kepada pembeli non-China, alias menghadapi penutupan nan semestinya mulai bertindak pada bulan Januari berasas undang-undang tahun 2024. Kesepakatan tersebut, nan sebagian besar strukturnya diselesaikan pada hari Rabu menurut salah satu sumber, bakal memisahkan operasi TikTok di AS menjadi perusahaan baru nan berpusat di AS dan kebanyakan dimiliki dan dioperasikan oleh penanammodal AS. ByteDance bakal memegang posisi kurang dari 20%.

Sumber Reuters mengungkapkan kesepakatan tersebut telah disetujui oleh penanammodal nan ada, penanammodal baru, ByteDance, dan pemerintah AS. Namun ByteDance mengatakan pada hari Sabtu pagi bahwa tetap ada perbedaan pendapat mengenai kesepakatan tersebut.

"[Kami] tetap dalam pembicaraan dengan pemerintah AS, tetapi belum ada kesepakatan nan dicapai, dan kedua belah pihak tetap mempunyai perbedaan pendapat mengenai banyak rumor utama," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan di akun resminya di platform media sosial China, WeChat, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/4/2025).

"Sesuai dengan norma China, setiap kesepakatan tunduk pada prosedur peninjauan nan relevan," katanya.

Ketika ditanya tentang status kesepakatan TikTok, Kedutaan Besar China di Washington menanggapi dalam sebuah pernyataan bahwa China telah menyatakan posisinya terhadap TikTok dalam beberapa kesempatan.

"China selalu menghormati dan melindungi kewenangan dan kepentingan sah perusahaan dan menentang praktik nan melanggar prinsip dasar ekonomi pasar," katanya.

Sebelum Reuters, Associated Press telah lebih dulu melaporkan ketidaksetujuan China terhadap kesepakatan TikTok dengan AS.

"Kesepakatan itu memerlukan lebih banyak proses kerja lagi untuk memastikan semua persetujuan nan diperlukan telah ditandatangani," kata Trump di media sosial, menjelaskan kenapa dia memperpanjang pemisah waktu nan ditetapkannya pada bulan Januari nan semestinya berhujung pada hari Sabtu lalu.

Ilustrasi TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)Foto: Ilustrasi TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Ilustrasi TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

"Kami berambisi untuk terus bekerja dengan itikad baik dengan China, nan saya pahami tidak terlalu senang dengan tarif timbal kembali kami," imbuhnya.

Adapun China sekarang menghadapi tarif 54% atas barang-barang nan diimpor ke Amerika Serikat setelah Trump mengumumkan bahwa dia bakal menaikkannya sebesar 34% minggu ini, nan mendorong China untuk membalas pada hari Jumat. Trump mengatakan dia bakal bersedia mengurangi tarif pada China untuk menyelesaikan kesepakatan dengan ByteDance untuk menjual aplikasi nan digunakan oleh 170 juta orang Amerika.

Trump mengatakan pemerintahannya telah berkomunikasi dengan empat golongan berbeda mengenai kesepakatan TikTok nan prospektif. Ia belum mengidentifikasi mereka siapa saja. Kendala utama dalam kesepakatan apa pun untuk upaya TikTok di AS adalah persetujuan pemerintah China. China belum membikin komitmen publik untuk mengizinkan penjualan dan komentar Trump menunjukkan adanya penentangan baru dari China.

"Kami berambisi dapat bekerja sama dengan TikTok dan China untuk mencapai kesepakatan," tulis Trump pada hari Jumat.

"Kami tidak mau TikTok 'menjadi gelap,'" imbuh Trump.

DPR AS telah meloloskan langkah tersebut tahun lampau dengan support bipartisan nan luar biasa, lantaran para personil parlemen berkilah akibat pemerintah China mengeksploitasi TikTok untuk memata-matai penduduk Amerika dan melakukan operasi pengaruh rahasia. Presiden AS asal partai Demokrat saat itu Joe Biden menandatanganinya menjadi undang-undang.

Beberapa personil parlemen mengatakan Trump kudu menegakkan hukum, nan mengharuskan TikTok berakhir beraksi paling lambat 19 Januari selain ByteDance telah menyelesaikan divestasi aset aplikasi tersebut di AS. Trump memulai masa kedudukan keduanya sebagai presiden pada 20 Januari dan memilih untuk tidak menegakkannya.

Departemen Kehakiman AS pada bulan Januari memberi tahu Apple dan Google bahwa mereka tidak melawan norma mengenai larangan TikTok, nan menyebabkan keduanya menangguhkan TikTok dari pengunduhan baru.

Perintah Trump nan baru bakal menetapkan pemisah waktu hingga pertengahan Juni untuk mencapai kesepakatan. Pembicaraan nan dipimpin Gedung Putih tentang masa depan TikTok berpusat pada rencana bagi penanammodal non-Tiongkok terbesar di perusahaan induk ByteDance untuk meningkatkan saham mereka dan mengakuisisi operasi aplikasi tersebut di AS.

Rencana tersebut memerlukan pemisahan entitas AS untuk TikTok dan mengurangi kepemilikan China dalam upaya baru tersebut hingga di bawah periode pemisah 20% nan diwajibkan oleh norma AS, menyelamatkan aplikasi tersebut dari larangan AS.

Reuters telah melaporkan bahwa Susquehanna International Group milik Jeff Yass dan General Atlantic milik Bill Ford, nan keduanya terwakili di majelis dewan ByteDance, memimpin obrolan dengan Gedung Putih. Raksasa peritel Walmart membantah laporan ABC News nan menyebut bahwa pihaknya juga mempertimbangkan untuk berasosiasi dengan sekelompok penanammodal dalam kesepakatan untuk TikTok.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: TikTok-Meta Tantang Aturan Australia, Desak Youtube Diblokir!

Next Article DPR AS Surati CEO Apple & Google, Ingatkan Soal Blokir TikTok

Selengkapnya