Trump Semprot Biden Usai Ngaku Punya Peran Gencatan Senjata Di Gaza

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Jumat, 17 Jan 2025 19:40 WIB

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Presiden Joe Biden usai menyatakan punya peran dalam gencatan senjata Israel-Hamas. Donald Trump mengkritik Joe Biden soal keterlibatan dalam gencatan senjata Israel-Hamas. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, detikai.com --

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengkritik Presiden Joe Biden usai menyatakan punya peran dalam gencatan senjata Israel-Hamas.

Trump sesumbar dia sepenuhnya tanggung jawab atas kesepakatan gencatan senjata.

"[Biden] tak tahu malu. Dia tak melakukan apapun," kata Trump saat tampil di televisi, dikutip AFP, Jumat (7/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politikus Republik itu juga mengeklaim kesepakatan itu tercapai berkah dirinya.

"Jika kami tak pernah terlibat dalam kesepakatan ini, kesepakatan ini tak bakal pernah terjadi," kata Trump,

Dia lampau berujar, "Kami mengubah arahnya, dan kami mengubah dengan cepat. Dan sejujurnya, itu semestinya dilakukan sebelum saya dilantik."

Trump juga berceloteh jika dia tak mengambil sikap dan menentukan langkah para sandera nan ditawan Hamas tak bakal dilepas.

Sejak Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata, Trump dan Biden berebut klaim merasa paling berkedudukan di kesepakatan itu.

Biden mengatakan pemerintah AS berupaya semaksimal mungkin agar kedua pihak itu sepakat gencatan sebelum lengser.

Trump juga berulang kali menyatakan bakal membereskan perang jika terpilih menjadi presiden.

Kesepakatan gencatan nan baru sekarang tercapai terjadi di waktu-waktu krisis pemerintahan AS. Biden baru terlihat buru-buru mengupayakan negosiasi padahal punya banyak waktu sebelumnya.

Di pemerintahan Trump nantinya juga tak ada agunan gencatan dipatuhi mengingat Israel punya sejarah melanggar kesepakatan.

Gencatan senjata ini tercapai usai Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak Oktober 2023. Imbas operasi itu, lebih dari 46 ribu orang meninggal.

(ada/nva)

Selengkapnya