ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com-Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis 25 Maret 2025 disebabkan oleh aspek eksternal dan dalam negeri.
Dilansir dari Refinitiv, pada 25 Maret 2025 pukul 10:13 WIB, tampak rupiah ambles sebesar 0,51% di nomor Rp16.635/US$. Posisi ini lebih parah dibandingkan penutupan perdagangan 23 Maret 2020 nan ditutup pada level Rp16.550/US$. Bahkan jika rupiah ditutup di level saat ini, maka menjadi nan terparah sepanjang sejarah (berdasarkan closing candle).
"Kami memandang terutama memang lantaran aspek dunia nan tetap penuh dengan ketidakpastian," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Fitra Jusdiman kepada detikai.com, Selasa (25/3/2025)
Faktor dunia tersebut salah satunya berasal dari Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump berencana memberlakukan tarif resiprokal perdagangan Amerika Serikat pada 2 April mendatang nan bakal berakibat terhadap negara lain.
Selanjutnya Bank Sentral AS Federal Reserve juga dimungkinkan hawkish sebagai respons atas situasi terkini inflasi dan ekonomi AS. Di sisi laiin geopolitik juga tetap terus memanas.
"Hal ini membikin USD kembali menguat terhadap sebagian besar mata duit lain dan yield UST kembali meningkat," terangnya.
Diketahui, pada hari ini DXY tampak menguat 0,06% ke nomor 104,32. Posisi ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya nan naik ke nomor 104,26.
Situasi dalam negeri juga memberikan andil terhadap pelemahan rupiah. Pada periode ini kebutuhan dolar AS cukup tinggi, antara lain pembayaran dividen dan pembayaran utang.
"Selain itu memang juga ada kebutuhan valas dari korporasi dan untuk pembayaran dividen," jelas Fitra.
(haa/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Rebound Usai Terpuruk, Seberapa Kuat Bertahan?
Next Article Paket Kebijakan Ekonomi Rilis Tapi IHSG Masih Jeblok, Ini Kata Analis