ARTICLE AD BOX
tim | detikai.com
Minggu, 19 Jan 2025 12:40 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempertimbangkan untuk menangguhkan pemblokiran TikTok selama 90 hari namalain tiga bulan sebelum media sosial asal China itu diblokir di AS.
Trump mengatakan keputusan mengenai penangguhan tersebut bakal dia pertimbangkan dan diumumkan pada saat pelantikannya besok (20/1), jika dia betul mengambil keputusan itu.
"Perpanjangan waktu selama 90 hari adalah sesuatu nan kemungkinan besar bakal dilakukan, lantaran itu tepat," kata Trump kepada NBC News dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika saya memutuskan melakukannya, saya mungkin bakal mengumumkannya pada hari Senin," lanjut Trump.
AS resmi memblokir TikTok mulai hari ini, Minggu (19/1) menyusul putusan Mahkamah Agung (MA) nan melarang platform buatan China itu beraksi di Negeri Paman Sam.
MA menilai putusan ini mempertimbangkan aspek keamanan nasional sebagaimana disoroti oleh Kongres AS.
"Kongres telah menetapkan bahwa divestasi diperlukan untuk mengatasi masalah keamanan nasional nan didukung dengan baik mengenai praktik pengumpulan info TikTok dan hubungan dengan musuh asing," demikian pernyataan MA, dikutip dari CNN.
Para pejabat AS hendak melarang TikTok lantaran media sosial itu dinilai menakut-nakuti keamanan nasional Washington. AS menduga pemerintah China bisa menggunakan platform itu untuk memata-matai penduduk Amerika alias diam-diam memengaruhi publik AS dengan konten tertentu.
Kekhawatiran para pejabat ini menyusul undang-undang keamanan China baru-baru ini nan mengharuskan TikTok bekerja sama dalam mengumpulkan info intelijen.
Trump di masa jabatannya nan pertama juga sempat berupaya menggusur TikTok dari Amerika Serikat. Kendati begitu, dalam beberapa tahun terakhir, dia telah menggunakan platform tersebut untuk terhubung dengan para pendukungnya.
Ada spekulasi bahwa perubahan sikap Trump gegara pertemuan singkat dia dengan penanammodal ByteDance sekaligus penyumbang besar Partai Republik Jess Yass.
ByteDance merupakan perusahaan induk TikTok. Perusahaan ini sempat disebut bayar mantan ajudan kampanye Trump untuk melobi personil parlemen di Washington guna mendukung TikTok.
(blq/pta)