ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengusulkan pemangkasan anggaran non-pertahanan sebesar US$163 miliar alias sekitar Rp2.684 triliun (asumsi kurs Rp16.470) pada 2026.
Berdasarkan laporan CNN, Sabtu (3/5), pemangkasan jumbo ini menyasar shopping pendidikan, kesehatan, support luar negeri, perumahan hingga support publik.
Alokasi dari pos-pos nan kena pangkas ini bakal dipakai untuk demi mengongkosi pos pertahanan dan keamanan perbatasan secara signifikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gedung Putih menyatakan pengeluaran untuk keamanan dalam negeri bakal melonjak nyaris 65 persen dibandingkan 2025, seiring upaya Trump memperketat kebijakan imigrasi ilegal. Program ini menjadi prioritas utama pemerintahannya.
Pemerintah memastikan pemangkasan ini tidak mencakup program agunan sosial besar seperti Social Security dan Medicare, serta pembayaran kembang utang nasional.
Beberapa lembaga bakal terdampak langsung oleh pemotongan antara lain Internal Revenue Service IRS. Badan nan bekerja memungut pajak bakal kehilangan lebih dari US$2 miliar.
Pemangkasan besar juga terjadi di Kementerian Luar Negeri nan bakal disunat US$50 miliar. Anggaran Kementerian Pendidikan bakal dipotong sekitar 15 persen, memperjelas niat Trump untuk mengecilkan peran lembaga tersebut.
Selanjutnya, Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan nan mengelola program support perumahan, juga bakal mengalami pemangkasan nyaris 50 persen.
Di sisi lain, Trump mengusulkan anggaran tambahan sebesar US$500 juta untuk memperkuat keamanan perbatasan dan mendukung rencana deportasi massal.
Ada pula anggaran US$766 juta untuk pengadaan teknologi pengawasan perbatasan, serta biaya untuk mempertahankan 22 ribu personel patroli perbatasan dan merekrut petugas bea cukai tambahan.
Lalu, National Institutes of Health (NIH) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bakal dipangkas lebih dari 40 persen. NASA dan lembaga penegak norma federal seperti FBI serta ATF, juga tidak luput dari pemotongan.
Trump berupaya memenuhi janji kampanye untuk memberantas birokrasi federal dan mengalihkan dananya untuk keamanan perbatasan.
Anggaran nan dijuluki "skinny budget" ini hanya kerangka awal nan bakal dijadikan pedoman oleh personil Kongres dari Partai Republik untuk menyusun Rancangan Undang-Undang APBN nan resmi.
Meskipun Kongres sering kali merevisi besar-besaran proposal anggaran Gedung Putih, pengaruh Trump atas fraksi Republik memberi kesempatan besar baginya untuk meloloskan banyak dari kebijakan nan diinginkan.
Trump sempat menyebut bakal menambah biaya keamanan dan pertahanan menjadi US$1 triliun alias setara Rop16.467 triliun, jauh lebih besar dari budget nan sudah diketok sekitar US$893 miliar alias sekitar Rp14.705 triliun.
Ia telah lama mengisyaratkan niatnya untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga triliunan dolar. Trump mengusulkan proyek pertahanan nan mahal, termasuk sistem pertahanan rudal Golden Dome, nan bakal dimasukkan dalam anggaran.
"Saya bakal mendukung rekor investasi US$1 triliun dalam pertahanan nasional kita," katanya di Pangkalan Garda Nasional Udara Selfridge di Michigan pada Selasa lalu.
"Kita bakal menggunakan US$1 triliun, nan terbesar di dunia, terbesar nan pernah ada di negara kita, tetapi tidak ada negara lain nan berinvestasi sebanyak itu. Kita mempunyai anggaran US$1 triliun untuk militer tahun ini," pungkasnya.
(pta)
[Gambas:Video CNN]