Trump: Iran Tidak Akan Menang Perang Lawan Israel

Sedang Trending 11 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Selasa, 17 Jun 2025 03:41 WIB

Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran tidak bakal menang perang musuh Israel. Ia minta keduanya segera berunding. Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran tidak bakal menang perang musuh Israel. Ia minta keduanya segera berunding. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, detikai.com --

Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran tidak memenangkan perang dengan Israel. Ia kemudian menekankan Iran berbareng kudu segera kembali berkompromi "sebelum terlambat."

Perang Israel dan Iran memanas dengan Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka. Sedangkan Israel melaporkan 24 orang tewas dan 592 orang terluka akibat serangan Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka kudu membikin kesepakatan, dan itu menyakitkan bagi kedua belah pihak," kata Trump saat hendak menghadiri KTT G7 di Kanada, seperti diberitakan AFP pada Senin (16/6).

"Menurut saya Iran tidak memenangkan perang ini, dan mereka kudu berbicara, dan mereka kudu berbincang segera, sebelum terlambat," dia menegaskan.

Negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington nan dijadwalkan berjalan pada Minggu telah dibatalkan.

[Gambas:Video CNN]

Hal itu disampaikan ketika bentrok berujung perang meningkat dengan sigap meski ada seruan dari para pemimpin bumi untuk menghentikan serangan.

China mendesak Iran dan Israel untuk "segera" mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan "mencegah area itu jatuh ke dalam kekacauan nan lebih besar."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada mitranya dari Iran melalui panggilan telepon pada Senin (16/6) bahwa Ankara siap memainkan "peran fasilitator" untuk mengakhiri konflik.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dia percaya "ada konsensus untuk de-eskalasi" di antara para pemimpin Kelompok Tujuh, nan berjumpa di Kanada.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel bermaksud menggagalkan ancaman "eksistensial" nan ditimbulkan program nuklir dan rudal Iran.

Kampanye pengeboman nan luar biasa dimulai saat Teheran dan AS terlibat dalam perundingan nuklir, nan telah dibatalkan, dan setelah peringatan dari pengawas nuklir PBB atas aktivitas atom Iran.

Rafael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB, mengatakan "tidak ada indikasi serangan fisik" pada bagian bawah tanah akomodasi pengayaan uranium Natanz Iran, dan tingkat radiasi di luar pabrik "pada tingkat normal".

IAEA sebelumnya mengatakan bahwa komponen utama di atas tanah dari situs nuklir Natanz Iran telah hancur.

Grossi mengatakan pada rapat majelis luar biasa badan PBB bahwa "keselamatan nuklir sedang dikompromikan" oleh bentrok tersebut.

(afp/chri)

Selengkapnya