ARTICLE AD BOX
- | detikai.com
Rabu, 22 Jan 2025 09:13 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku tidak percaya gencatan senjata di Jalur Gaza akan memperkuat lama.
"Saya tidak yakin. Ini bukan perang kita, ini perang mereka," kata Trump di Ruang Oval, saat ditanya soal gencatan senjata bakal memperkuat alias tidak, dilansir dari CNN.
"Saya memandang gambar Gaza, Gaza seperti letak pembongkaran besar-besaran. Tempat itu, sungguh, kudu dibangun kembali dengan langkah nan berbeda," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini kontras dengan pernyataan Trump saat pidato pelantikan sebagai Presiden Amerika Serikat, Senin (20/1). Ketika itu Trump sangat percaya bakal mengakhiri perang di Palestina.
"Mengukur keberhasilan kita bukan hanya dari pertempuran nan kita menangkan, tetapi juga dari perang nan kita akhiri," ujar Trump dalam pidato kenegaraannya.
Sejatinya pesimisme Trump dinilai cukup terduga. Pasalnya ada tekanan dari politisi sayap kanan alias ekstremis Israel, untuk melanjutkan kembali perang di Jalur Gaza.
Sejak Trump mendesak Israel untuk menghentikan serangan ke Palestina, aktivitas perlawanan juga berlangsung. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mendapat tekanan keras.
Pekan ini misalnya, Itamar Ben-Gvir dari partai Jewish Power Israel, mengundurkan diri dari kedudukan Menteri Keamanan Nasional. Ini membikin Netanyahu makin terdesak.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga menakut-nakuti bakal mengundurkan diri jika Netanyahu tidak menghentikan gencatan senjata setelah fase awal, 42 hari, selesai.
"Saya menuntut dan menerima komitmen dari Perdana Menteri Netanyahu bahwa Israel bakal kembali ke medan perang untuk melenyapkan Hamas dan memberantas ancaman ini untuk selamanya," kata Smotrich.
Sementara itu, Netanyahu mengatakan bahwa Trump dan Joe Biden mendukung Israel untuk kembali melancarkan agresi di Gaza untuk memerangi golongan Hamas.
"Presiden Trump dan Biden mendukung penuh terhadap kewenangan Israel untuk kembali berperang, jika Israel sampai pada konklusi bahwa negosiasi pada tahap B sia-sia," katanya.
(abs/dna)
[Gambas:Video CNN]