ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah menguatnya greenback setelah bank sentral AS (The Fed) gamang soal kebijakan suku bunga.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (17/4/2025) dibuka pada posisi Rp16.810/US$, rupiah alias menguat tipis 0,06%. Pada perdagangan kemarin (16/4/2025) dolar AS ditutup pada level Rp16.820/US$ alias melemah 0,06%.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:54 WIB naik 0,26% di nomor 99,64. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin nan berada di nomor 99,38.
DXY naik di atas 99,5 pada hari Kamis, memulihkan sebagian kerugian dari sesi sebelumnya seiring penanammodal terus mengevaluasi prospek kebijakan moneter The Fed di tengah perubahan kebijakan perdagangan.
Dalam pidatonya, Ketua The Fed, Jerome Powell memperingatkan bahwa tarif bisa memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan, nan dapat mempersulit mandat dobel The Fed ialah menjaga stabilitas nilai dan mencapai lapangan kerja maksimal.
Powell juga memberi sinyal bahwa The Fed tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, dengan argumen perlunya kejelasan lebih lanjut sebelum mengambil langkah kebijakan apa pun.
Sementara itu, penanammodal menantikan tanda-tanda kemungkinan negosiasi jual beli antara AS dan China, dengan Beijing dilaporkan terbuka untuk melakukan pembicaraan di bawah kondisi tertentu.
Dari sisi ekonomi, penjualan ritel AS melonjak pada bulan Maret, mencatatkan pertumbuhan terkuat dalam lebih dari dua tahun dan menunjukkan ketahanan konsumen nan terus bersambung di tengah ketidakpastian ekonomi nan lebih luas.
Sentimen ini untuk sementara waktu dapat menekan mata duit Garuda.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Rp16.800-an per Dolar AS
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900