ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Tim Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE yang dikepalai Elon Musk kabarnya menggunakan serangkaian teknologi untuk menjalankan tugas dari presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka mengangkat kepintaran buatan (AI) untuk melakukan pengawasan.
Dua sumber nan dikutip Reuters mengatakan AI digunakan untuk mengawasi komunikasi pada setidaknya satu lembaga federal nan tidak suka dengan Trump dan agendanya. Ini dilakukan khususnya pada Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).
Menurut Reuters, sejumlah manajer EPA telah diberitahu bahwa tim Musk meluncurkan AI untuk melakukan pemantauan pekerjaan. Termasuk mencari bahasa nan memusuhi Trump dan juga Musk, dikutip Rabu (8/4/2025).
DOGE disebut melakukan pemantauan aplikasi dan software nan digunakan oleh lembaga. Kedua sumber mengatakan salah satu nan diawasi adalah Microsoft Teams.
Seorang sumber menyebut Grok, chatbot nan juga dimiliki Musk, digunakan pula oleh tim DOGE. Tugasnya untuk menjadi bagian pekerjaan mereka saat melakukan pemangkasan.
Untuk komunikasi, tim DOGE memilih menggunakan aplikasi Signal. Reuters mencatat ini bisa melanggar patokan penyimpanan catatan federal.
Sebab, Signal mempunyai fitur agar pesan bisa diatur untuk lenyap dalam waktu tertentu. Penggunaan aplikasi pertukaran pesan itu membikin cemas soal praktik keamanan data.
"Jika mereka menggunakan Signal dan tidak melakukan back up tiap pesan ke file federal, maka telah melawan hukum," kata mahir etika pemerintah dari Universitas Washington, Kathleen Clark.
Musk diketahui memang mendorong Trump menggunakan AI untuk mengganti pekerjaan pemerintah. Konsepnya model AI bakal mengambil data pemerintah untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Siapkan Dana Kekayaan Negara untuk Akuisisi TikTok
Next Article Donald Trump Menang Pemilu AS, Ini Keuntungan bagi Elon Musk