Ternyata Begini Awal Mula Toilet Laki-laki Dan Perempuan Dipisah

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia  - Di ruang publik, pemisahan toilet berasas jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, sudah menjadi kelaziman. Biasanya ditandai oleh kata, gambar, alias beragam simbol penunjuk pemisahan toilet. 

Padahal, selama ribuan tahun, umat manusia tak berbagi toilet. Apapun jenis kelaminnya, mereka buang air di satu toilet nan sama. Lantas sejak kapan pemisahan ini berlangsung? dan kenapa ada pemisahan?

Sejarah mencatat, manusia baru memisahkan toilet sesuai jenis kelamin pada tahun 1793.

Kala itu, sebuah restoran di Prancis menyediakan toilet untuk laki-laki dan perempuan. Namun, restoran tersebut hanya satu-satunya dari ribuan tempat publik lain di seluruh bumi nan tampil berbeda memperuntukkan toilet. Di luar sana, toilet tak dipisahkan.

Bahkan, di beberapa tempat toilet hanya diperuntukkan untuk laki-laki. Ide toilet untuk wanita baru muncul di akhir 1800-an imbas Revolusi Industri. Revolusi Industri membikin para wanita tak lagi berada di rumah mengurusi urusan domestik. Para wanita mulai bekerja di pabrik-pabrik berbareng dengan para lelaki. 

Menurut Terry Kogan dalam Toilet: Public Restroom and the Politics of Sharing (2010), ketika wanita keluar dari rumah dan berada di ruang publik, para kreator kebijakan mulai memikirkan pentingnya ruang privat unik perempuan.

Mereka berasumsi para wanita nan keluar rumah tergolong lemah dan butuh perlindungan dari laki-laki. Apalagi, banyak laki-laki nan tidak mau menerima keberadaan wanita di tempat pekerjaan. Dari sini, para kreator kebijakan membikin pemisahan akomodasi di ruang publik. 

Mulai dari gerbong kereta, perpustakaan, hingga toilet. Semua dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, urgensi pemisahan toilet berasas jenis kelamin juga didasari oleh aspek kesehatan. Kemunculan teori kuman sebagai penyebab penyakit nan salah satunya berasal di toilet membikin orang mulai meletakkan perhatian atas pemisahan ini. 

Sejak saat itu, toilet mulai dipisahkan sesuai jenis kelamin. Menurut Terry Kogan, kemunculan toilet wanita bisa dimaknai sebagai langkah pemerintah untuk menjaga wanita agar tidak kembali ke rumah. Dengan membikin mereka nyaman, pemisahan akomodasi publik kudu dilakukan. 

Dari buahpikiran ini beragam negara Eropa dan Amerika satu per satu mulai menerapkannya. Singkat cerita, keberadaan toilet wanita disambut positif banyak orang. Ketika kolonialisme meluas, orang-orang Eropa mulai menerapkan perihal sama di negara jajahan. Dari sini, negara-negara jajahan ikut-ikutan memisahkan toilet dan merasakan akibat positif dari perihal ini. 

Jadi, pemisahan toilet antara laki-laki dan wanita bukan disebabkan oleh perbedaan langkah menggunakan bilik mandi. Melainkan oleh aspek sosial ialah pemenuhan ruang privat perempuan.

"Orang mungkin berpikir bahwa sangat masuk logika jika bilik mandi dipisahkan berasas jenis kelamin lantaran ada perbedaan biologis. Padahal itu salah," ungkap Terry Kogan. 


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perjalanan Shin Tae Yong Bersama Timnas Indonesia

Next Article Terungkap, Ini Alasan Toilet Duduk Punya Dua Tombol Flush

Selengkapnya