ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak bumi terjun ke level terendah dalam dua pekan pada perdagangan Selasa (29/4/2025) waktu AS alias Rabu pagi waktu Indonesia. Tekanan datang dari kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan produksi OPEC+ serta memburuknya sentimen akibat perang jual beli nan dipicu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Harga minyak mentah Brent untuk perjanjian Juli 2025 ditutup di level US$64,25 per barel, ambles US$1,61 alias 2,4% dibandingkan penutupan sebelumnya. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,63 alias 2,6% ke US$60,42 per barel. Penutupan ini menjadi nan terendah sejak 10 April 2025.
Secara tren, Brent sudah ambruk lebih dari US$4 dalam lima hari terakhir, dari posisi tertinggi US$67,57 pada 28 April ke US$63,80 pada penutupan 30 April. WTI pun ikut longsor dari US$62,05 menjadi US$59,90 dalam periode nan sama.
Pasar tengah bersiap-siap menghadapi potensi lonjakan pasokan dari OPEC+. Beberapa sumber Reuters menyebut sejumlah personil aliansi produsen minyak tersebut bakal mendorong percepatan kenaikan produksi dalam pertemuan Juni mendatang, menjadi nan kedua kalinya secara beruntun.
Kazakhstan, personil OPEC+, justru meningkatkan ekspor minyaknya sebesar 7% secara tahunan pada kuartal I-2025, berkah kenaikan volume melalui jalur pipa Caspian.
Di sisi lain, kebijakan tarif garang dari Presiden Trump memicu ketakutan pasar terhadap potensi resesi global. Survei Reuters menyebut kebanyakan ahli ekonomi sekarang memperkirakan bumi bakal masuk resesi tahun ini akibat perang jual beli AS-China nan belum mereda.
Tekanan juga datang dari sektor korporasi. UPS mengumumkan pemangkasan 20.000 pekerja, sementara General Motors menarik outlook kinerjanya dan menunda panggilan penanammodal akibat ketidakpastian kebijakan.
Di tengah tensi dunia nan tinggi, pelaku pasar sekarang menantikan rilis info persediaan minyak AS dari API dan EIA. Jika prediksi kenaikan 500.000 barel betul terjadi, maka ini bakal menjadi kenaikan stok kelima secara beruntun.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak
Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina