Tarif Trump Jadi Sentimen Gelap, Dolar Lanjut Melesat Ke Rp16.585

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Rupiah ambles terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen perang tarif Trump nan semakin memanas dengan negara tetangga.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah tampak semakin terpuruk terhadap dolar AS dengan pelemahan 0,85% di nomor Rp16.585/US$ pada hari ini, Jumat (28/02/2025) pukul 13:57 WIB. Posisi ini lebih jelek dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (27/2/2025) nan berada di nomor Rp16.445/US$ dengan depresiasi sebesar 0,49%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak menanjak 0,18% ke nomor 107,44.

Sentimen nan cukup dominan menjadi warna pada pasar finansial domestik ialah berasal dari eksternal khususnya soal tarif Trump.

Sebagai informasi, kebijakan Presiden AS, Donald Trump nan kembali mempertegas tabuhan genderang perang dagangnya dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25% bakal mulai bertindak pada 4 Maret, sementara China bakal dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal nan sama memberikan akibat negatif bagi nilai tukar rupiah.

Kebijakan tarif ini sebelumnya sempat ditangguhkan pada 3 Februari untuk jangka waktu satu bulan, nan menyebabkan kebingungan tentang apakah tarif bakal kembali diberlakukan alias tidak setelah periode penundaan berakhir.

Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa pelemahan rupiah ini sejalan dengan lonjakan volatilitas nan disertai tindakan ambil untung oleh investor, serta kebijakan Presiden AS Donald Trump nan mulai Maret 2025 meningkatkan tarif impor peralatan dari Kanada, Meksiko, dan China.

Senada dengan Myrdal, Ekonom Senior Bank Central Asia, Barra Kukuh Mamia juga mengatakan bahwa adanya sentimen risk-off mengenai tarif Trump.

"Katanya tarif Trump mau dipercepat ke Kanada & Meksiko, plus mau ditambah lagi ke China," pungkas Barra.

Sentimen risk-off ini juga terlihat dengan indeks dolar AS (DXY) nan mengalami penguatan.

Tanggapan soal DXY nan mengalami apresiasi ini juga disampaikan oleh ASEAN Economist UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja nan menyampaikan bahwa DXY terus mengalami penguatan.

DXY nan menanjak ini berakibat terhadap tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lewati Level Covid-19, Rupiah Sentuh Rp16.570 per Dolar AS

Next Article 4 Hari Beruntun Rupiah Ambruk, Dolar Sentuh Rp15.415

Selengkapnya