ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Negeri Tirai Bambu namalain China terus melakukan pengembangan baru di sektor teknologi. Saat ini, perusahaan otomotif asal China ialah BYD mengumumkan rencana untuk mengembangkan teknologi kendaraan otonom dengan DeepSeek.
Di lain sisi, saham perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS) ialah Tesla terpantau menurun hingga 6% pada awal pekan ini.
Harga saham Tesla telah merosot selama lima hari berturut-turut, turun nyaris 17% dalam rentang waktu tersebut menjadi US$ 328,50 (Rp 6,2 jutaan), dan menghapus lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3,2 triliun) kapitalisasi pasarnya, demikian dilansir dari CNBC Internasional, dikutip Minggu (16/2/2025).
Adapun, DeepSeek ialah perusahaan AI nan sedang naik daun itu bakal menawarkan sistem seperti Autopilot di nyaris semua mobil baru BYD.
Foto: via REUTERS/Tesla
CEO Tesla dan pemilik X, Elon Musk, menaiki robotaxi Tesla pada aktivitas peluncuran di Los Angeles, California, AS, 10 Oktober 2024. (Tesla/HO Via Reuters)
Hal itu menambah kekhawatiran bahwa perusahaan milik Elon Musk bakal kian tertinggal di belakang pesaingnya.
Selain itu juga muncul kekhawatiran di kalangan penanammodal usai laporan nan menyebut Musk memimpin golongan penanammodal nan mau mencaplok OpenAI.
BYD, nan telah muncul sebagai saingan terberat Tesla di panggung mobil listrik dunia, mengatakan bahwa setidaknya 21 kendaraan model baru mereka bakal dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis nan mencakup fitur untuk parkir otomatis dan navigasi di jalan raya.
Tesla sendiri belum menawarkan robotaxi dan mobil listriknya saat ini memerlukan pengemudi manusia untuk tetap berada di belakang kemudi untuk bisa menyetir alias mengerem kapan saja.
Pada panggilan pendapatan Tesla bulan lalu, Musk mengatakan bahwa perusahaan ini bermaksud untuk meluncurkan "Sistem Pengemudi Mandiri Penuh Tanpa Pengawasan," dan jasa berbagi tumpangan tanpa pengemudi di Austin, Texas, pada Juni 2025 mendatang.
Sementara Waymo milik Alphabet telah mengoperasikan jasa robotaxi di Austin dan juga di beberapa bagian Phoenix, San Francisco.
"Dalam pandangan kami, persaingan antara Waymo, Tesla, dan sejumlah pemain China merupakan pendorong utama dalam perjalanan menuju komersialisasi robotaksi," tulis analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan kepada pengguna setelah pengumuman BYD.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BYD Resmi Masuk Pasar Tambang Lithium Brazil
Next Article Perang Teknologi Makin Gila, Eropa Palak China Habis-habisan