Tanda Kiamat Muncul Bulan Januari Bikin Peneliti Tercengang

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Tahun 2025 baru memasuki bulan Februari, dan kita telah melewati periode waktu terpanas. Menurut peneliti, Januari menjadi bulan nan paling panas dengan suhu permukaan mencapai 1,75 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

"Januari 2025 merupakan bulan nan mengejutkan, rekor suhu nan teramati selama dua tahun terakhir terus berlanjut," kata ketua suasana di European Centre for Medium-Range Weather Forecast, Samantha Burgess, dikutip dari The Guardian, Senin (10/2/2025).

Januari meneruskan rekor suhu permukaan rata-rata dunia di atas 1,5 derajat Celcius. Angka tersebut berasas perjanjian suasana Paris, di mana para pemimpin bumi berjanji membikin kenaikan suhu di bawah nan sudah disepakati.

Tren nan bersambung hingga Januari ini sebenarnya juga mengejutkan para peneliti. Sebab menurut catatan semestinya sekarang masuk fase nan lebih dingin alias La Nina setelah El Nino telah mencapai puncaknya pada Januari 2024.

"Ini nan membikin sedikit mengejutkan, Anda tidak memandang pengaruh pendinginan ini alias setidaknya penghambatan sementara pada suhu nan kita harapkan," kata intelektual suasana dari Copernicus, Julien Nicolas.

Copernicus juga menyatakan bakal memantau suhu laut. Ini lantaran laut merupakan pengatur suasana dan membantu menurunkan suhu udara.

Laut bakal menyerap karbon nan penting, serta air nan lebih dingin menyerap panas lebih banyak dari atmosfer.

Sejumlah intelektual menyatakan penyebab pemanasan dunia nan begitu panjang lantaran pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu juga disebabkan lantaran variabilitas suasana alami.

Meski begitu, siklus seperti El Nino tidak bisa dijelaskan melalui atmosfer maupun lautan. Salah satu teori nan mungkin adalah lantaran peralihan pada bahan bakar pengiriman lebih bersih, lantaran pengurangan emisi sulfur membikin awan seperti cermin dan memantulkan sinar matahari.

Makalah lain pada Desember meneliti soal berkurangnya awan rendah menjadi penyebab suhu panas mencapai permukaan Bumi. Namun makalah ini tetap ditinjau oleh sejawat.

"Hal ini tetap menjadi bahan perdebatan," kata Nicolas.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Teknologi Tegaskan AI Bukan Ancaman Untuk Pekerja

Next Article Bill Gates Sebut Tanda Kiamat, Mohon Selamatkan Anak

Selengkapnya