Tambang Gunung Kuda Cirebon Diminta Berhenti Operasi Sejak Maret 2025

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebut telah meminta Koperasi Al-Zariyah selaku salah satu pemegang izin usaha tambang galian C di Gunung Kuda Cirebon untuk menghentikan aktivitas penambangan sejak Maret 2025. Namun tak diindahkan.

Kepala Dinas ESDM Jabar Bambang Tirto Yuliono menyebut Koperasi Al-Zariyah telah melanggar tanggungjawab administratif, sebelum terjadinya kejadian longsor tambang galian C di Gunung Kuda Cirebon nan menewaskan belasan korban jiwa.

Ia menjelaskan area Gunung Kuda mempunyai empat izin upaya tambang, nan salah satunya dimiliki Koperasi Al-Zariyah, dua milik koperasi lain, dan satu lagi tetap tahap eksplorasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Izin operasi produksi oleh Koperasi Al-Zariyah tetap bertindak hingga 5 November 2025. Namun sejak 2024, koperasi tersebut tidak lagi menyusun arsip Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

Padahal, kata dia, arsip tersebut menjadi syarat dasar dalam menjalankan aktivitas tambang.

"Al-Zariyah ini sudah diingatkan acapkali agar melengkapi arsip RKAB. Terakhir kami minta aktivitas tambang dihentikan pada 19 Maret 2025, tapi tidak diindahkan," katanya di Cirebon, Minggu (1/6).

Menurut Bambang, pembiaran terhadap aktivitas penambangan tanpa dasar arsip RKAB merupakan pelanggaran serius lantaran berangkaian langsung dengan aspek keselamatan kerja dan lingkungan.

Oleh lantaran itu, pihaknya sudah mencabut izin upaya pertambangan milik koperasi tersebut setelah kejadian longsor di area Gunung Kuda pada Jumat (30/5).

"Kami cabut izin operasi produksi Al-Zariyah secara permanen pada hari itu juga," katanya.

Selain Al-Zariyah, Dinas ESDM juga mencabut tiga izin upaya tambang lainnya di area nan sama.

Pertimbangannya, lanjut Bambang, metode penambangan dan karakter batuan di lokasi-lokasi tersebut dinilai serupa dan berpotensi menimbulkan kejadian nan sama.

"Metode penambangan mereka nyaris sama, jenis batuan juga serupa. Jadi demi keselamatan bersama, kami cabut semuanya," katanya.

Setelah kejadian tersebut, pihaknya telah menurunkan tim campuran berbareng Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk melakukan pengecekan lapangan serta kajian teknis.

Ia menuturkan sejak tiga hari terakhir, Inspektur Tambang dari Kementerian ESDM juga diterjunkan untuk melakukan asesmen kepantasan dan keamanan dalam proses pemindahan korban.

"Saya sudah minta kepada Kementerian ESDM agar Inspektur Tambangstandby24 jam di letak untuk memastikan proses pemindahan melangkah kondusif dan sesuai standar keselamatan," ucap dia.

(antara/isn)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya