ARTICLE AD BOX
Jakarta -
PT HM Sampoerna Tbk menjadi motor penggerak bagi UMKM Indonesia melalui program Sampoerna Retail Community (SRC), dalam upaya memperkuat perekonomian nasional, kerjasama antara sektor swasta dan pemerintah menjadi aspek krusial dalam memberdayakan upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Ivan Cahyadi, menekankan bahwa sinergi erat antar pemerintah dan sektor swasta dapat menciptakan efisiensi serta ketepatan sasaran dalam program pemberdayaan UMKM. Dengan menjalin kemitraan strategis dengan beragam pihak, SRC bisa menciptakan ekosistem upaya nan lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Ke depannya, saya mau membujuk kita semua untuk terus bekerja sama meningkatkan support kita kepada program pemerintah dan pengembangan UMKM di Indonesia. Bersama-sama kita dapat mewujudkan sasaran pemerintah, sasaran bangsa di Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen," ungkap Ivan dalam keterangan tertulis, Senin (17/3/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak didirikan, lanjut Ivan, SRC telah membantu mengembangkan jaringan ritel tradisional dan mendukung pelaku upaya dalam meningkatkan daya saing mereka di era digital. SRC datang sebagai wadah pengembangan ritel tradisional dengan tujuan membantu toko kelontong lokal memperkuat dan berkembang di tengah persaingan nan semakin ketat.
SRC sukses memberdayakan lebih dari 347.000 pelaku UMKM di seluruh Indonesia melalui pendampingan dan training komprehensif. SRC juga turut serta dalam program digitalisasi guna meningkatkan daya saing upaya mini dan menengah.
Dampak ekonomi dari ekosistem SRC sangat signifikan. Omset seluruh toko SRC diperkirakan mencapai RP 236 triliun per tahun, nan setara dengan 11,4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2022. Angka ini menunjukan bahwa keberadaan SRC telah memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu inisiatif unggulan SRC adalah program 'Pojok Lokal' nan menjadi sarana bagi UMKM ultra-mikro untuk memasarkan produk mereka di toko kelontong SRC. Hasilnya sangat positif, dengan peningkatan omset hingga 40% dibandingkan produk nan dijual di toko kelontong SRC.
Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antara ritel modern dan UMKM dapat menciptakan akibat ekonomi nan lebih besar dan berkelanjutan.
"Seluruh mata rantai dari hulu ke hilir di upaya Sampoerna dari Indonesia dan berupaya memberikan akibat berganda bagi masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Ivan menjelaskan, di era digital saat ini, SRC terus juga berinovasi dalam meningkatkan daya saing pelaku UMKM melalui pengembangan aplikasi digital, salah satunya dengan menghadirkan 'Super App AYO' penemuan ini ditujukan untuk memudahkan pemilik toko kelontong SRC dalam melakukan transaksi grosir secara online tanpa perlu meninggalkan tokonya.
"Jadi mereka tidak perlu lagi untuk toko. Karena pengusaha retail ini kadang-kadang lantaran hanya sendiri, dia kudu ke toko sehingga kehilangan waktu untuk pedagang, lantaran kudu belanja. Hari ini tidak perlu, pakai jempol cukup," tuturnya.
Selain itu SRC juga menghadirkan 'MAY AYO', sebuah platform digital nan menghubungkan pengusaha retail UMKM langsung dengan konsumen mereka. Langkah ini tidak hanya membantu pelaku upaya mini dalam menghadapi tantangan e-commerce, tetapi juga memberikan mereka akses ke pasar nan lebih luas tanpa biaya tambahan.
"Karena kita tahu bahwa sekarang bumi itu bergeser ke e-commerce. Ini memberikan akses pengusaha retail UMKM untuk langsung direct digitalisasi dengan konsumen sekitar," paparnya.
Dengan semangat kolaborasi, digitalisasi, dan inovasi, UMKM Indonesia dapat menjadi pilar utama dalam memperkuat ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui inisiatif nan dilakukan SRC, ini telah membuktikan bahwa upaya mini dapat tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat dengan support nan tepat.
"Kalau nan jutaan UMKM ini kemudian bisa berasosiasi dengan SRC, dalam ekosistem ini, sama-sama kita berjuang berbareng itu bukan hanya sasaran pertumbuhan ekonomi 8 persen tercapai, Insya Allah, at least 9 persen." pungkasnya.
(akn/ega)