ARTICLE AD BOX
Jakarta -
PT Pertamina (Persero) dikabarkan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan hari ini, Kamis (12/6). Dari info nan diterima, salah satu pembahasan dalam RUPS tersebut adalah perombakan pengurus perseroan.
Pada RUPS ini, nama Letjen (Purn) Sintong Panjaitan dirumorkan bakal masuk dalam jejeran Komisaris Pertamina. Kabar masuknya mantan Staf Khusus Habibie itu dalam susunan majelis dewan BUMN daya tersebut juga sudah terdengar di Komisi VI DPR RI.
"Saya memang sempat mendengar nama Pak Sintong Panjaitan disebut-sebut dalam beberapa hari terakhir. Tapi dalam proses penentuan komisaris dan dewan BUMN seperti Pertamina, kita semua tahu dinamika bisa berubah setiap detik sampai RUPS resmi mengumumkan susunan nan final," kata Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Aimah Nurul Anam kepada detikaicom, Kamis (12/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, laki-laki nan berkawan disapa Gus Mufti Anam ini mengaku belum bisa memastikan apakah Sintong Panjaitan bakal menjadi Komisaris Persero. Sebab dirinya juga tetap menunggu pengumuman resmi hasil dari RUPS Tahunan Pertamina.
"Yang krusial kita kawal bersama, siapapun nama nan dipilih, kudu punya integritas, kapabilitas, dan komitmen kuat untuk memperbaiki tata kelola Pertamina. Karena tantangan Pertamina hari-hari ini sangat besar dari rumor oplosan BBM sampai kepercayaan publik nan kudu dipulihkan," terangnya.
Profil Sintong Panjaitan
Dalam catatan detikaicom, Sintong Panjaitan merupakan mantan 'Rising Star' dalam bumi militer di Indonesia. Terbukti, di usia nan tetap relatif muda, Sintong sudah menjabat Pangdam Udayana dengan pangkat Mayor Jenderal.
Karier militer Sintong dimulai secara gemilang sejak di akademi militer. Di Magelang, Sintong lulus dengan predikat terbaik nan akhirnya menghantarkan kariernya menjadi 'The Rising Star'. Salah satu prestasi gemilang Sintong Panjaitan adalah ketika dia sukses memimpin operasi pembebasan pembajakan pesawat Garuda, Woyla di airport Don Muang, Bangkok.
Sayangnya pekerjaan militer Sintong terhenti saat dia menjabat sebagai Pangdam Udayana. Sintong dituding mengenai dalam peristiwa Santa Cruz Dilli, Timor Timur, pada tahun 1991. Peristiwa Santa Cruz adalah terjadinya tindakan penembakan terhadap pendemo di Dilli oleh oknum tak bertanggung jawab dari 'kesatuan misterius'.
Beruntung pekerjaan Sintong kembali terangkat saat Habibie mengangkat dia menjadi asisten Menristek. Pangkat Sintong pun dinaikkan menjadi letnan jenderal. Sejak saat itulah, Letjen Sintong Panjaitan dikenal Habibie sebagai seorang perwira tinggi nan profesional, jujur, berdedikasi dan berdisiplin tinggi.
Penilaian Habibie inilah nan menjadikan Sintong selalu 'dipakai' Habibie saat dia menjabat sebagai wapres ataupun presiden menggantikan Soeharto. Sampai kemudian nama Sintong kembali tenggelam pasca-jatuhnya Habibie lantaran dia memilih tidak berpolitik praktis sebagaimana para purnawirawan jenderal lainnya.
(igo/fdl)