Siapa Hussein Al-sheikh Wapres Plo Penerus Presiden Abbas?

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menunjuk Hussein Al-Sheikh sebagai wakil presidennya, Sabtu (26/4).

Penunjukan itu dikabarkan Wasel Abu Yousef, personil Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

"[Hussein Al-Sheikh] ditunjuk sebagai wakil presiden PLO," ujar Yousef, seperti dikutip Al Jazeera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posisi wakil presiden ini dibentuk Abbas selama sidang ke-32 Dewan Pusat Palestina di Ramallah awal pekan ini.

Dalam sidang tersebut, Abbas menegaskan komitmennya untuk memulai perbincangan nasional nan komprehensif, nan bermaksud melibatkan "semua faksi Palestina untuk mencapai rekonsiliasi dan memperkuat persatuan nasional."

Ia juga menyampaikan soal upaya politik ke depan nan bermaksud menghentikan agresi Israel dan genosida nan sedang berjalan di Jalur Gaza.

Penunjukan ini menyusul tekanan internasional beberapa tahun terakhir mengenai reformasi PLO. Penunjukan juga terjadi ketika negara-negara Arab dan Barat menginginkan peran nan lebih luas dari Otoritas Palestina (PA) dalam pemerintahan pasca perang di Gaza.

PLO didirikan pada 1964 dan bekerja merundingkan serta menandatangani perjanjian internasional atas nama rakyat Palestina. Sementara itu, PA bertanggung jawab atas pemerintahan di wilayah Palestina.

PLO adalah organisasi induk nan beranggotakan beberapa faksi Palestina, tapi tidak termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Terlepas dari itu, siapa Hussein Al-Sheikh?

Hussein Al-Sheikh merupakan salah satu orang terdekat Abbas nan merupakan veteran Fatah ketua Abbas.

Menurut analis politik senior Al Jazeera, Marwan Bishara, laki-laki 64 tahun tersebut bertanggung jawab atas koordinasi keamanan antara Palestina dengan Israel.

"[Sheikh telah] dipersiapkan selama 18 tahun terakhir dalam hubungan antara Mahmoud Abbas, Otoritas Palestina, dan Israel," kata Bishara.

Bishara berujar Israel lebih mengenal dan mempercayai Sheikh daripada Abbas.

"Dan Abbas, seperti nan kita semua tahu, telah menjadi pemimpin nan paling pragmatis/moderat dalam Otoritas Palestina, nan sangat disukai oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, meskipun dia tidak disukai oleh [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan orang-orang sepertinya," ucap Bishara.

Menurut pandangan analis Aref Jaffal, peran Sheikh sebagai wakil Abbas diciptakan untuk membuka jalan dalam peralihan kekuasaan Abbas.

"Karena ada banyak perihal nan dibutuhkan dalam situasi di Palestina," kata Jaffal.

"Sistem politik Palestina sudah menyedihkan, jadi saya percaya semua pengaturan ini merupakan langkah awal untuk menciptakan penerus Abbas," lanjut kepala Pusat Pemantauan Pemilu Al-Marsad tersebut kepada AFP.

Dalam laman Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri (ECFR), Sheikh disebut lahir pada 1960 di Ramallah. Ia telah menjadi personil Komite Eksekutif PLO sejak Februari 2022.

Pada Mei 2022, Abbas mengangkatnya sebagai sekretaris jenderal Komite Eksekutif PLO.

Sheikh sebelumnya terpilih menjadi personil Komite Sentral Fatah pada Agustus 2009. Ia mengapalai Otoritas Umum Urusan Sipil Otoritas Palestina sejak 2007. Dalam kapabilitas ini, dia menjadi salah satu penghubung dengan Israel mengenai masalah sipil di Tepi Barat.

Pada 2013-2019, Sheikh menjabat sebagai menteri koordinasi urusan sipil.

Setelah perang Gaza 2014, Sheikh diangkat sebagai perwakilan PA di komite rekonstruksi Gaza trilateral berbareng perwakilan Israel dan Mesir. Saat itu, dia menjabat sebagai kontak utama pemerintah Palestina untuk Mekanisme Rekonstruksi Gaza (GRM).

Menurut biografinya sendiri, Sheikh sempat ditahan selama 11 tahun oleh pasukan Israel antara tahun 1978-1989. Saat di penjara, dia belajar bahasa Ibrani.

Sheikh kemudian menjadi personil Kepemimpinan Nasional Terpadu Pemberontakan (UNLU) selama Intifada Pertama. Setelah Perjanjian Oslo dan pembentukan PA, dia bekerja sejenak di Keamanan Preventif dengan pangkat kolonel sebelum menjadi sekretaris jenderal Fatah di Tepi Barat pada 1999.

(blq/mik)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya