Sekjen Pbb Kutuk Serangan Israel Ke Area Dekat Istana Presiden Suriah

Sedang Trending 16 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Sabtu, 03 Mei 2025 05:10 WIB

Sekjen PBB Antonio Guterres menilai tindakan Israel menyerang area dekat istana presiden merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah. Sekjen PBB Antonio Guterres menilai tindakan Israel menyerang area dekat istana presiden merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah. (AFP/Andrea Renault)

Jakarta, detikai.com --

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan udara Israel yang menyasar letak dekat istana presiden Suriah di Damaskus.

Guterres menyerukan kedua pihak, Israel dan Suriah, untuk menghentikan semua permusuhan dan saling menahan diri semaksimal mungkin, dan menghindari eskalasi lebih lanjut.

"Guterres mengecam semua kekerasan terhadap penduduk sipil, termasuk tindakan nan berisiko mengobarkan ketegangan sektarian," kata ahli bicaranya Stephane Dujarric, dikutip AFP, Sabtu (3/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Guterres, tindakan Israel merupakan pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Suriah.

"Sangat krusial untuk serangan-serangan ini dihentikan dan Israel kudu menghormati kedaulatan Suriah, persatuannya, integritas teritorialnya, dan kemerdekaannya," kata Dujarric.

Israel menyerang area dekat Istana Kepresidenan Suriah di Damaskus secara membabi buta pada Jumat (2/5) kala kekerasan terhadap penduduk minoritas Druze terus meningkat.

Dalam rilis resmi, Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defence Forces/IDF) menyatakan mereka meluncurkan serangan udara dekat istana kepresidenan Suriah.

"Jet-jet tempur menyerang dekat area istana," demikian pernyataan militer Israel, dikutip AFP.

Serangan Israel ini dilancarkan setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menakut-nakuti bakal intervensi Suriah jika Damaskus tidak juga melindungi penduduk minoritas Druze nan tengah menjadi sasaran kekerasan di negara tersebut.

Katz menegaskan Israel bakal merespons "dengan kekuatan signifikan" jika pemerintah Suriah mengabaikan seruan tersebut.

Komunitas Druze mempunyai sejarah sendiri dengan Israel. Di masa-masa kepemimpinan Sunni di Yerusalem nan mengancam, organisasi Druze berpihak ke Yahudi dalam perang 1948.

Sejak saat itu, tentara Druze bertempur untuk Israel dalam setiap perang Arab-Israel. Selain itu, jumlah penduduk di Druze di negeri Zionis cukup besar ialah sekitar 140.000, demikian dikutip Britannica.

Pekan ini, pertempuran terjadi antara pasukan keamanan Suriah dan aliansinya melawan golongan minoritas Druze.

(pta)

Selengkapnya