ARTICLE AD BOX
-
-
Berita
-
Politik
Senin, 24 Februari 2025 - 10:06 WIB
Jakarta, detikai.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa personil TNI aktif kudu mundur dari militer jika mau terjun ke bumi politik alias menjadi pejabat pemerintahan.
Hal tersebut disampaikan SBY saat memberi pengarahan kepada 38 Ketua DPD partai di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 23 Februari 2025.
Saat reformasi ABRI, SBY bercerita soal TNI aktif kudu pensiun jika mau terjun ke bumi politik di Indonesia.
"Dulu waktu saya tetap di militer dalam semangat reformasi, TNI aktif itu tabu untuk memasuki bumi politik, politik praktis, itu salah satu doktrin nan kita keluarkan dulu. Pada saat reformasi ABRI, nan saya menjadi tim reformasinya, ketua tim reformasinya, kami jalankan, betul saya tergugah terinspirasi, jika tetap jadi jenderal aktif jangan berpolitik, jika mau berpolitik pensiun," kata SBY dikutip Senin, 24 Februari 2025.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan pengarahan ke 38 Ketua DPD Partai Demokrat (sumber: tangkapan layar YouTube Partai Demokrat)
Photo :
- detikai.com.co.id/Yeni Lestari
Saat berada di luar pemerintahan tahun 2001, SBY dibebastugaskan oleh Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid namalain Gus Dur dari jabatannya ialah Menteri Koordinator Bidang Politik Sosial dan Keamanan.
"Pada saat saya berada di luar pemerintahan pertengahan tahun 2001, saya dibebaskan dari posisi saya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Sosial dan Keamanan. Pembebasan itu saya terima dengan ikhlas, pasti Presiden Gus Dur mempunyai pertimbangan nan baik untuk membebaskan saya dari Menko Polsoskam, alias kemudian menjadi Menko Polkam," katanya.
Barulah, lanjut dia, SBY mempunyai pendapat untuk membangun Partai Demokrat. Ia pun menyinggung saat dirinya kalah ketika maju sebagai Wakil Presiden RI, mendampingi Megawati Soekarnoputri.
"Pertemuan saya dengan almarhum Ventje Rumangkang, nan intinya 'Bapak kenapa kita tak mendirikan partai politik. Karena kemarin Pak SBY kalah dalam pemilihan Wapres nan dipilih MPR RI'. Saya pernah kalah dan kalah itu indah, jika kita dengan tulus menerima kekalahan itu kemudian berjuang lagi dengan tekad nan bulat," ucapnya.
Namun, saat itu SBY tetap belum tergerak sampai akhirnya berkonsultasi dengan almarhumah sang istri, Ani Yudhoyono. Saat itu, Ani meminta SBY untuk berpikir secara matang mengenai keputusan mendirikan partai.
"Akhirnya, Bismillah saya setuju dan sejak saat itu kami hanya bertiga, kadang-kadang berdua, saya dengan Ibu Ani mulai memikirkan partai ini. Di meja sebelah itu lah obrolan kami. Setelah saya pertimbangkan, partai kita kelak bakal kita namakan Partai Demokrat," ungkap SBY.
SBY lampau menyinggung Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nan mundur dari bumi militer tahun 2016. Dia mengatakan, mantan prajurit TNI nan mau masuk pemerintahan alias berpolitik syaratnya kudu mundur terlebih dulu.
"Oleh lantaran itu, Ketua Umum AHY dan beberapa mantan perwira militer nan karirnya dulu cemerlang, tapi ketika pindah pengabdian dari bumi militer ke bumi pemerintahan alias politik syaratnya kudu mundur. Itulah salah satu nan kita gagas dulu," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Barulah, lanjut dia, SBY mempunyai pendapat untuk membangun Partai Demokrat. Ia pun menyinggung saat dirinya kalah ketika maju sebagai Wakil Presiden RI, mendampingi Megawati Soekarnoputri.