Sby: Pemimpin Manapun Di Dunia Sekarang Ini, Harus Bersedia Menurunkan Ego Dan Ambisinya

Sedang Trending 19 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti soal keadaan bumi nan saat ini penuh dengan ketidakpastian. Termasuk, perang nan belakangan kerap terjadi di beragam negara.

Padahal, lanjut SBY, ketahanan sebuah peradaban bukanlah terletak pada kekuatan senjata alias kebesaran angkatan bersenjata, melainkan pada keahlian untuk mencegah perang itu terjadi.

“Khusus urusan tentang apakah suatu negara kudu bertempur alias sebaliknya, jika kepentingan nasional dapat dicapai secara damai, tidak kudu berperang,” kata SBY dalam Pidato Kebangsaannya mengenai indikasi “The World Disorder and The Future of Our Civilization” nan digelar Institut Peradaban di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

SBY pun berbagi pengalamannya saat tetap aktif di bumi militer. Menurut dia, sepelik apapun masalah nan pernah dihadapi sebagai seorang TNI aktif, jalur tenteram bakal dipilih daripada kudu mengangkat senjata untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Kalau tetap ada jalan tenteram untuk tegaknya sang merah putih, kami bakal memilih jalan tenteram itu. Mengapa? Kami, para jenderal, sangat mengetahui nilai mahal nan kudu dibayar dalam sebuah peperangan, termasuk beban negara untuk membiayai mesin peperangan nan besar dan bisa berjalan sangat lama,” jelas SBY.

SBY mengakui, langkah serupa juga dia terapkan saat dipercaya sebagai Presiden RI keenam terpilih. Dia lebih mengutamakan pendekatan politik dan diplomasi.

“Presiden itu bukan hanya commander in chief, tetapi juga diplomat in chief,” ucapnya.

Selengkapnya