ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Pasar saham dunia mengalami lonjakan luar biasa menyusul keputusan mendadak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menangguhkan tarif baru atas sejumlah negara selama 90 hari. Namun, perihal ini memicu gelombang kecaman dan tuduhan serius mengenai dugaan manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam (insider trading) dari kalangan politisi Partai Demokrat.
Di Amerika Serikat, indeks S&P 500 - nan terdiri dari saham-saham unggulan - melonjak lebih dari 9%, sementara indeks Nasdaq nan berfokus pada sektor teknologi melesat lebih dari 12%. Kenaikan ini tak berakhir di Amerika; di Asia dan Eropa, indeks Nikkei 225 Jepang naik 9%, sedangkan FTSE 100 di London melonjak hingga 4% pada awal perdagangan Kamis (10/4/2025).
Namun, sorotan tajam datang bukan hanya dari angka-angka tersebut, melainkan dari waktu pengumuman kebijakan Trump dan dampaknya terhadap saham tertentu - termasuk saham Trump Media & Technology Group (TMTG) nan mengendalikan media sosial Truth Social.
Saham TMTG dengan kode DJT, nan kebetulan sama dengan inisial Trump, meroket 22% pada Rabu, setelah presiden mengumumkan penangguhan tarif lewat unggahan pagi di media sosial.
Langkah Trump memantik tuduhan keras dari personil parlemen Demokrat. Senator Adam Schiff menyerukan penyelidikan mendalam, menuding adanya potensi penyalahgunaan info rahasia untuk untung pribadi.
"Pergantian kebijakan nan terus-menerus ini menciptakan kesempatan rawan untuk perdagangan orang dalam," kata Schiff, dilansir The Guardian.
"Siapa di pemerintahan nan tahu soal perubahan kebijakan tarif Trump sebelum diumumkan? Apakah ada nan membeli alias menjual saham dan mengambil untung dari publik?"
Senator Chris Murphy menulis di platform X, "Sebuah skandal perdagangan orang dalam sedang terjadi... Cuitan Trump pukul 9:30 pagi menunjukkan dia sangat mau orang-orangnya mendapat untung dari info pribadi nan hanya dia tahu. Siapa nan sudah tahu sebelumnya, dan berapa banyak untung nan mereka dapatkan?"
Sementara itu, personil DPR dari New York Alexandria Ocasio-Cortez (AOC) menyerukan agar seluruh personil Kongres mengungkap saham apa nan mereka beli dalam 24 jam terakhir.
"Saya mendengar percakapan menarik di lantai Kongres," tulis AOC. "Batas waktu pengungkapan adalah 15 Mei. Kita bakal segera tahu beberapa hal. Sudah waktunya melarang perdagangan orang dalam di Kongres."
Respons Trump
Ketika ditanya oleh wartawan tentang kapan tepatnya dia membikin keputusan untuk menangguhkan tarif, Trump memberikan jawaban nan cukup tegas.
"Selama beberapa waktu. Saya bakal katakan pagi ini. Dalam beberapa hari terakhir, saya sudah memikirkannya."
Namun, pihak Gedung Putih membantah keputusan itu mendadak. Sekretaris pers Karoline Leavitt menyebutnya sebagai bagian dari strategi Trump, menyatakan itu adalah bagian dari "art of the deal" - istilah nan sering dipakai Trump untuk menggambarkan pendekatan negosiasinya nan penuh kejutan.
Sorotan juga mengarah ke personil Kongres dari Partai Republik dan sekutu Trump, Marjorie Taylor Greene, nan dilaporkan membeli saham beberapa perusahaan besar pada 3 dan 4 April - tepat setelah Trump mengumumkan tarif besar-besaran nan disebut "liberation day tariffs" pada 2 April.
Saat itu pasar sempat turun tajam. Namun, pada Rabu, saham nan dibelinya seperti Amazon dan Apple masing-masing melonjak 12% dan 15%.
Langkah investasi ini dianggap mencurigakan mengingat adanya kemungkinan personil Kongres telah mendapatkan info lebih awal tentang perubahan arah kebijakan pemerintah.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trading Halt Dibuka, IHSG Masih Melemah di Atas 7%
Next Article Video: Simak! Ramalan Rupiah Akhir 2024 Saat Trump Menang Pilpres