Saham Antm, Amrt, Bmri, Brpt Dan Indf Masuk Underlying Ssf

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan Surat Persetujuan menjadi Liquidity Provider Kontrak Derivatif Efek Single Stock Futures kepada PT Binaartha Sekuritas. Persetujuan tersebut terhitung mulai kemarin, Senin (14/7/2025).

Adapun underlying emitennya, diantaranya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT).

Seperti diketahui, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri secara resmi memberlakukan Peraturan Bursa Nomor II-Q tentang Kegiatan Liquidity Provider Saham di Bursa dan Peraturan Bursa Nomor III-Q tentang Liquidity Provider Saham di Bursa sebagai dasar norma penerapan Liquidity Provider Saham.

Tercatat, sejak produk Single Stock Futures (SSF) hingga hingga Juni 2025, transaksi SSF mencapai 2.175 perjanjian alias sebesar Rp1,02 miliar. Jumlah ini meningkat 19% dibandingkan jumlah perjanjian pada tahun 2024.

Selain itu, jumlah penanammodal derivatif juga menunjukkan peningkatan 142% dibandingkan tahun 2024 dengan mencapai 359 investor. Hingga saat ini penanammodal sudah dapat memperdagangkan SSF atas total 10 saham dengan terlebih dulu membuka rekening derivatif pada Anggota Bursa nan telah mempunyai izin sebagai Anggota Bursa Derivatif.

"Capaian ini mencerminkan meningkatnya minat dan kepercayaan penanammodal terhadap instrumen derivatif, khususnya SSF, sebagai pengganti investasi nan potensial di pasar modal Indonesia," kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey, Senin (14/7).

Ia menyampaikan bahwa penambahan underlying SSF juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan daya tarik dan likuiditas pasar modal Indonesia secara keseluruhan.

"Dengan semakin luasnya pilihan produk derivatif, kami berambisi penanammodal mempunyai lebih banyak pengganti instrumen investasi untuk menyesuaikan strategi investasinya", ungkap Jeffrey.

Ia mengungkapkan, penambahan underlying SSF dilakukan dengan mempertimbangkan tren dan dinamika pasar terkini, dengan kondisi sektor konsumsi, pertambangan, dan daya menunjukkan keahlian nan relatif positif di tengah dinamika ekonomi dunia dan domestik.

Menurutnya, dengan karakter likuiditas tinggi dan esensial baik, kehadiran kelima saham sebagai underlying baru SSF diharapkan dapat menjawab kebutuhan penanammodal dalam melakukan lindung nilai (hedging), maupun optimasi untung portofolio dalam beragam kondisi pasar melalui pemanfaatan fitur leverage dan elastisitas transaksi dari sisi modal nan tidak besar, serta transaksi dua arah (long alias short) pada saham-saham dari sektor nan beragam.

Dengan penambahan 5 saham tersebut, maka saat ini terdapat total 10 saham underlying Single Stock Futures, ialah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Selanjutnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

"BEI bakal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh pelaku pasar agar lebih memahami faedah dan sistem dalam bertransaksi produk derivatif," pungkasnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: BEI Lakukan Pertemuan dengan OJK & Pelaku Pasar

Selengkapnya