ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan, rata-rata pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada 2026 bakal bergerak di rentang Rp 16.000-16.500 per dolar AS.
Ia mengatakan, ini mendasari dari beragam aspek esensial ekonomi di Indonesia nan terus stabil dan menguat, serta arah pergerakan kurs rupiah saat ini nan condong dalam tren penguatan.
Ia mengatakan, setelah pada 8 April 2025 silam bergerak ke level Rp 16.865 per dolar AS, sekarang kurs rupiah bisa ke level Rp 16.235 per dolar AS per 30 Juni 2025.
"Secara keseluruhan kami memperkirakan rerata nilai tukar rupiah ke depan, pada 2026 kisaran Rp 16.000-16.500 per dolar AS," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Kamis malam (3/7/2025).
Perry mengungkapkan, pertimbangan proyeksi terhadap rentang pergerakan rupiah pada 2026 itu didasari dari sejumlah hal. Di antaranya adalah persediaan devisa nan cukup besar, ialah mencapai Rp 152,5 miliar dolar AS. "Dan ke depan kami berkomitmen jaga nilai tukar rupiah ini," paparnya.
Lalu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dia sebut cukup baik, inflasi relatif rendah, imbal hasil seperti SBN cukup menarik, dan komitmen BI untuk menjaga nilai tukar rupiah, baik dengan langkah intervensi di pasar offshore NDF, maupun DNDF di pasar domestik.
"Kami terus bakal memperkuat dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah ke depan," paparnya.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ruang Penurunan BI Rate Terbuka, Gubernur BI: Sabar Dulu Dong!